JAKARTA. Pertumbuhan reksadana syariah tahun ini belum besar. Analis Riset PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, menjelaskan, jumlah unit penyertaan reksadana syariah justru turun, dari 472 juta unit di akhir Desember 2011 menjadi 452 juta unit per akhir Mei 2012. Edbert menilai, perkembangan pasar reksadana syariah terbatas, sebagai imbas dari terbatasnya produk reksadana syariah yang beredar saat ini. Ia menyebut ada dua penyebab produk reksadana syariah tidak banyak. Pertama, manajer investasi kesulitan mencari instrumen yang cocok untuk produk reksadana syariah. Kedua, masih banyak investor yang kurang memahami reksadana syariah. Permintaan yang belum besar dari pasar, menjadi alasan manajer investasi untuk menunda penerbitan reksadana syariah. PT First State Investment Indonesia (FSI), misalnya, memilih menunda penerbitan reksadana saham syariah karena permintaan investor saat ini tipis.
Reksadana syariah relatif kebal krisis
JAKARTA. Pertumbuhan reksadana syariah tahun ini belum besar. Analis Riset PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, menjelaskan, jumlah unit penyertaan reksadana syariah justru turun, dari 472 juta unit di akhir Desember 2011 menjadi 452 juta unit per akhir Mei 2012. Edbert menilai, perkembangan pasar reksadana syariah terbatas, sebagai imbas dari terbatasnya produk reksadana syariah yang beredar saat ini. Ia menyebut ada dua penyebab produk reksadana syariah tidak banyak. Pertama, manajer investasi kesulitan mencari instrumen yang cocok untuk produk reksadana syariah. Kedua, masih banyak investor yang kurang memahami reksadana syariah. Permintaan yang belum besar dari pasar, menjadi alasan manajer investasi untuk menunda penerbitan reksadana syariah. PT First State Investment Indonesia (FSI), misalnya, memilih menunda penerbitan reksadana saham syariah karena permintaan investor saat ini tipis.