Reksadana terproteksi bakal semakin ramai



JAKARTA. Reksadana terproteksi menjadi jenis instrumen reksadana yang bakal paling banyak meluncur di pasar dalam waktu dekat.

Mengacu data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) periode 1 Januari 2016 – 15 Februari 2016, terdapat 25 produk reksadana yang sudah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dari jumlah tersebut, jenis reksadana terproteksi mencapai 15 produk. Lalu diikuti oleh reksadana saham lima produk, reksadana pasar uang tiga produk, reksadana campuran satu produk serta reksadana pendapatan tetap satu produk.


Investment Director PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana berpendapat, manajer investasi ingin memanfaatkan momentum harga obligasi dan saham di awal tahun 2016 yang cukup murah. Makanya jenis reksadana terproteksi dan reksadana saham menjadi produk yang paling banyak diajukan izinnya ke OJK.

Reksadana terproteksi memiliki karakteristik perlindungan investasi awal. Kadang imbal hasilnya yang diproteksi. Namun, investor hanya bisa membeli maupun menjual produk ini sewaktu-waktu. Umumnya, reksadana terproteksi beraset dasar obligasi korporasi.

Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, manajer investasi paling mudah menghimpun dana kelolaan melalui jenis reksadana terproteksi. Namun, dari sisi margin sangat rendah.

Sebaliknya, reksadana saham merupakan pendapatan utama perusahaan karena biaya pengelolaan yang tinggi. “Untuk perusahaan manajer investasi yang sudah lama berdiri, mereka menerbitkan reksadana saham mungkin untuk menambah variasi produk,” jelasnya.

Menurut Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo, jenis reksadana terproteksi dan reksadana saham memang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko investor yang beragam. Misalnya, reksadana saham lebih sesuai bagi investor agresif dengan tujuan investasi jangka panjang.

Sementara reksadana terproteksi cocok bagi investor yang membutuhkan rasa aman. “Karena karakter reksadana terproteksi yang mirip deposito memang selalu besar sepanjang waktu,” tuturnya.

Beben menduga, reksadana terproteksi masih akan menjadi jenis reksadana yang paling banyak melenggang di pasar. Lalu diikuti oleh reksadana saham serta reksadana pendapatan tetap.

Prediksi Beben, pada tahun 2016, rata-rata return reksadana saham akan mencapai 11,3% - 14,8%, reksadana campuran 9,4% - 11,6%, serta reksadana pendapatan tetap 7% - 7,7%.

Sementara Rudiyanto memproyeksikan, untuk jangka panjang, return reksadana pasar uang sekitar 5% - 6% per tahun. Lalu reksadana pendapatan tetap 7% - 10%, reksadana campuran 11% - 16%, serta reksadana saham 17% - 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto