Reksadana terproteksi baru BNI Securities



JAKARTA. Meski masih memproses pemisahan divisi manajemen investasinya, BNI Securities tidak berhenti menerbitkan reksadana baru. Dalam waktu dekat, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ini akan menerbitkan dua reksadana terproteksi baru.

Nama kedua reksadana terproteksi baru tersebut adalah BNI Spectra Rupiah dan BNI Spectra Dollar. "Kedua reksadana terproteksi ini 100% aset dasarnya obligasi pemerintah," kata Direktur BNI Securities Idhamshah Runizam kepada KONTAN, Kamis lalu (24/4).

Sesuai namanya, BNI Spectra Rupiah menggunakan obligasi pemerintah berbasis rupiah sebagai aset dasar. Sementara BNI Spectra Dollar memakai obligasi pemerintah berbasis dollar AS. Kedua produk ini ditargetkan bisa meluncur akhir bulan ini.


Namun BNI Securities tidak akan memasarkan produk ini ke investor umum. Maklum, "Kedua reksadana terproteksi ini merupakan pesanan dari institusi," sebut Idhamshah.

Sayangnya, ia menolak mengungkapkan identitas pihak yang meminta reksadana tersebut. Idhamshah hanya membeberkan pemesan produk tersebut adalah institusi perbankan.

Pastinya, BNI Securities memanfaatkan reksadana terproteksi baru ini untuk menggenjot target dana kelolaannya di 2011. Perusahaan sekuritas ini pun optimistis besaran dana kelolaan yang dihimpun reksadana ini bisa cukup besar.

Menurut Idhamshah, awalnya BNI Securities menargetkan dana kelolaan masing-masing reksadana terproteksi tersebut bisa mencapai Rp 150 miliar. "Tapi kemungkinan bisa mencapai jumlah Rp 1 triliun," prediksinya.

Sekadar informasi, saat ini BNI Securities juga menawarkan reksadana terproteksi untuk investor umum, yakni Reksadana BNI Terproteksi 24. "Untuk reksadana terproteksi yang terbit Februari kemarin, nasabah menyetor dana penyertaan awal minimal Rp 50 juta," jelas Idhamshah. Melalui reksadana ini, BNI menargetkan dana kelolaan minimal Rp 50 miliar.

Tahun ini, BNI Securities menargetkan total dana kelolaan meningkat 40% dari dana kelolaan tahun lalu. Di 2010, total dana kelolaan perusahaan manajemen investasi ini mencapai Rp 5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can