Reksadana Victoria Equity Maxima cetak kinerja lebih baik daripada indeks IDX30



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana seringkali lebih baik jika dibandingkan dengan acuannya. Salah satu reksadana yang mencatat kinerja lebih baik daripada acuan adalah reksadana Victoria Equity Maxima milik Victoria Manajemen Investasi.

Putu Wahyu Suryawan, Fund Manager Victoria Manajemen Investasi mengatakan, sebesar 80% dari total dana kelolaan reksadana ini dikelola pembobotannya sesuai dengan indeks IDX 30. Sementara, porsi 20% dikelola dengan melakukan trading.

Putu mencatat, kinerja reksadana yang meluncur sejak Agustus 2017 ini secara year to date (ytd) per 11 Desember masih turun 8,2%. Namun, reksadana ini berhasil catatkan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan indeks acuannya yang tercatat turun 9,93% di periode yang sama.


Meski saat ini indeks di pasar saham kompak masih berkinerja negatif, Putu optimistis strategi pengelolaan reksadana yang mengacu pada indeks IDX 30 akan berkinerja positif. "Mengingat, ketika IHSG rebound maka indeks IDX 30 akan memiliki pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan IHSG," kata Putu, Rabu (12/12).

Meski, kinerja IHSG secara keseluruhan masih negatif sejak awal tahun, Victoria Manajemen Investasi berusaha untuk mengelola reksadana ini secara prudent dan defensive sehingga penurunan kinerja tidak sedalam indeks IDX 30.

Sekedar informasi, saham dengan komposisi terbesar dalam reksadana ini dialokasikan pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII).

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan, reksadana yang mengikuti pembobotan indeks akan memiliki risiko pasar yang relatif kecil.

Wawan mengatakan, secara historis indeks IDX 30 selalu lebih baik kinerjanya dari IHSG dalam lima tahun terakhir. "Kinerja indeks ini baik karena isinya hanya 30 saham yang paling likuid, indeks ini sudah mencerminkan 70% dari kapitalisasi IHSG," kata Wawan, Senin (17/12).

Per November dana kelolaan reksadana ini mencapai Rp 17,03 miliar. Putu menargetkan dana kelolaan reksadana ini bisa mencapai Rp 20 milair di tahun depan.

Wawan menilai jumlah dana kelolaan reksadana ini masih tergolong kecil. Meski begitu dana kelolaan tidak terlalu menjadi masalah untuk reksadana yang dikelola dengan mengikuti indeks tertentu. "Kalau mengikuti indeks tidak masalah dana kelolaan mau sebesar apapun saham yang dipilih akan tetap likuid," kata Wawan.

Menurut Wawan, reksadana ini cocok untuk dipegang untuk jangka panjang. Investor yang menginginkan kinerja tidak berbeda jauh dari kinerja IHSG juga cocok memiliki reksadana yang memiliki risiko kinerja berbeda dari indeksnya kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati