REKU : Kripto Ini Bukan Alat Main-Main



KONTAN.CO.ID - Reku sudah mengantongi izin menjadi pedagang fisik aset kripto (PFAK), literasi tetap menjadi pekerjaan penting dalam mengembangkan instrumen investasi ini. Reku sudah bergerak ke 500 kota untuk memberikan edukasi dan juga akan dilanjutkan di tahun mendatang. 

Robby, Chief Compliance Officer yang juga merupakan Ketua Umum Aspakrindo - ABI mengatakan tahun 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi pasar keuangan dan investasi terutama kripto. Diantaranya isu mengenai platform exchange ilegal yang membuat risiko keamanan bagi investor. 

"Salah satu pendorongnya yakni tingginya pajak dan membuat investor memilih platform tidak terdaftar. Menjawab tantangan tersebut, bersama asosiasi kami aktif bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk dengan Bappebti dan Bursa menanggulangi exchange ilegal," ungkap Robby dalam Crypto Outlook 2023 yang dihadiri KONTAN, pada Jumat (15/12) malam. 


Tantangan lain yang dihadapi sekarang ini adalah layanan aset kripto yang masih terbatas pada spot trading. Robby bilang, kurangnya variasi layanan di industri kripto dapat berdampak pada appetite investor. Untuk itu Reku berupaya merekomendasikan jenis produk dan layanannya di industri kripto demi meningkatkan ketertarikan masyarakat berinvestasi kripto. 

Di tengah tantangan tersebut, Reku bersyukur karena selama tahun 2023, Rekiu mencatatkan pertumbuhan volume transaksi jual beli aset kripto sebanyak dua kali lipat. Volume transaksi fitur staking di Reku juga meningkat 150% selama kuartal III. "Hal ini menggambarkan keberhasilan Reku untuk mempertahankan fundamental perusahaan yang kokoh dan memperkuat posisi Reku sebagai Top 3 platform exchange crypto di Indonesia," ujar Robby. 

Literasi jadi kunci

Reku sudah mengantongi izin menjadi sebgaia PFAK.  Harapannya hal ini bisa memitigasi risiko dari investasi. Oleh karena itu, Robby mengatakan edukasi tetap perlu dilakukan untuk mengajak orang melakukan diversifikasi portofolionya. 

Hanya saja sekarang ini literasi dan edukasi jadi tugas utama. Reku sendiri sudah bergerak ke 500 kota besar maupun kecil untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Robby mengklaim bahwa sudah melakukan workshop ke lebih 5000 peserta. Bahkan workshop ini tidak hanya sekali dilakukan tetapi terus diupdate perkembangannya ke para peserta. 

Robby bilang perlu untuk menghilangkan  pertanyaan 'Anda mian Kripto'. "Kripto bukan sekadar alat main saja, tetapi sudah masuk ke aset investasi. Apalagi, saat ini Indonesia, menjadi nomor 3 terbesar selain reksadana dana dan saham," katanya. 

Oleh karena itu Reku mengajak calon investor untuk melakukan diversifikasi portofolio. Menurut Robby, bukan hanya harus cakap investasi kripto saja, tetapi juga harus belajar dengan instrumen lain seperti saha, portofolio saham dan bisa menyesuaikan dengan keadaan. 

"Perlu diversifikasi risiko. Kripto itu juga seperti saham ada yang blue chip dan saham gocap. Jadi harus jeli dalam memilih asetnya," ungkap Robby. 

Ke depannya Reku berkomitmen untuk menjaga likuiditas dan transparansi dalam transaksi. Di samping itu juga menyeleksi aset-aset yang masuk dan rutin melakukan update.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha