JAKARTA. Proyek rel Kereta Api Borneo atau jalur kereta yang ada di Kalimantan dengan nilai investasi hingga sekitar Rp 72 triliun dijadwalkan bakal mulai beroperasi di Kalimantan Timur pada 2020. "Hari ini ada kepastian jadwal untuk peresmian Kereta Api Borneo," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (26/10). Menurut Gubernur Kaltim, kereta di Kalimantan yang akan dibangun selama lima tahun itu akan diperuntukkan baik untuk penumpang maupun angkutan barang.
Sebagai angkutan barang, misalnya, maka jalur kereta api tersebut juga bakal bisa digunakan untuk mengangkut sejumlah komoditas seperti batubara, hasil migas, hingga kelapa sawit. Dia juga mengungkapkan, proyek bernilai investasi Rp 72 triliun itu merupakan hasil investasi dari perusahaan kereta asal Rusia. Dia juga mengutarakan rasa syukurnya karena sejumlah peraturan seperti dari kementerian perhubungan yang selama ini menjadi kendala sudah disesuaikan. "Wapres menyatakan untuk kepentingan bangsa, maka aturan bisa dirombak," katanya. Gubernur Kaltim juga mengungkapkan, berbagai persoalan seperti masalah tanah dan persiapan di lapangan juga sudah teratasi dan sudah siap semuanya. Sebagaimana diberitakan, pembangunan rel kereta api untuk angkutan sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Timur segera dimulai yang dipusatkan di Kabupaten Kutai Barat sebagai titik awal. Dijadwalkan, Presiden Joko Widodo akan meresmikan proyek ini. "Kami sudah menyusun jadwal untuk
ground breaking (peletakan batu pertama) pembangunan rel kereta api pada 17 November 2015 di Kutai Barat," ujar M Yadi Sabianoor,
Head of Regional Corporate Affair PT Kereta Api Borneo, di Samarinda, Kamis (15/10). Acara peletakkan batu pertama merupakan permintaan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyarankan pembangunan rel kereta api untuk rute Balikpapan-Kutai Barat dan Muara Wahau-Maloy segera dimulai.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kalimantan Timur (Kaltim) Amrullah mengatakan, pembangunan jalur kereta api akan banyak melewati lokasi izin usaha pertambangan (IUP) maupun perkebunan, yaitu sebanyak 23 perusahaan. "Walaupun demikian, kami akan cek berapa IUP keseluruhan yang akan dilewati," kata Amrullah di Samarinda, Minggu (11/10). Pemilik IUP dari sektor pertambangan maupun perkebunan yang dilewati jalur kereta api akan melakukan kerja sama melalui nota kesepahaman dengan PT Kereta Api Borneo. (Muhammad Razi Rahman) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia