KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan giro wajib minimum (GWM) dari 6,5% menjadi 6% untuk bank umum konvensional per 1 Juli 2019. Relaksasi GWM ini berpotensi likuiditas bagi perbankan. Menurut hitung-hitungan bank sentral, setidaknya bakal ada tambahan likuiditas sebesar Rp 25 triliun berkat pelonggaran tersebut. BI berharap dengan semakin longgarnya likuiditas, fungsi intermediasi perbankan dapat bergerak lebih leluasa. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100), mengapresiasi dan mendukung langkah bank sentral. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut sesuai perkiraan BI, akan ada tambahan likuiditas sekitar Rp 24 triliun-Rp 25 triliun di sistem perbankan Tanah Air. "Dari sisi industri, kami percaya perbankan pasti akan berusaha memanfaatkan ruang ini untuk mendorong peningkatan pertumbuhan kredit," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).
Relaksasi GWM berlaku, Bank Mandiri yakin likuiditas makin longgar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan giro wajib minimum (GWM) dari 6,5% menjadi 6% untuk bank umum konvensional per 1 Juli 2019. Relaksasi GWM ini berpotensi likuiditas bagi perbankan. Menurut hitung-hitungan bank sentral, setidaknya bakal ada tambahan likuiditas sebesar Rp 25 triliun berkat pelonggaran tersebut. BI berharap dengan semakin longgarnya likuiditas, fungsi intermediasi perbankan dapat bergerak lebih leluasa. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100), mengapresiasi dan mendukung langkah bank sentral. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyebut sesuai perkiraan BI, akan ada tambahan likuiditas sekitar Rp 24 triliun-Rp 25 triliun di sistem perbankan Tanah Air. "Dari sisi industri, kami percaya perbankan pasti akan berusaha memanfaatkan ruang ini untuk mendorong peningkatan pertumbuhan kredit," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/7).