KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Rabu (5/10), tidak dapat mempertahankan lonjakannya. Setelah data ekonomi terbaru menunjukkan permintaan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang kuat lagi menyarankan Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. Melansir
Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 42,45 poin atau 0,14% menjadi 30.273,87, S&P 500 kehilangan 7,65 poin atau 0,20% menjadi 3.783,28, dan Nasdaq Composite turun 27,77 poin atau 0,25% menjadi 11.148,64. Pejabat The Fed bersikeras pada pengetatan suku bunga agresif untuk memerangi inflasi. Sebuah pesan yang dikhawatirkan pasar akan mengarah pada
hard landing dan kemungkinan resesi.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Rally Saham Pertumbuhan Tersendat Namun, investor juga mencari penawaran di pasar yang tampak
oversold. Rasio harga terhadap pendapatan ke depan berada di 15,9, mendekati rata-rata historisnya, turun dari sekitar 22 sebelum penurunan besar pasar tahun ini. "Dengan melawan, bagi saya itu adalah indikator yang menguntungkan bahwa reli ini bisa berjalan," kata Sam Stovall, kepala analis investasi CFRA Research di New York. "Itu juga menegaskan bahwa investor percaya, pedagang percaya, bahwa masih ada lagi yang akan terjadi dalam reli ini," katanya. ADP National Employment melaporkan, pengusaha swasta AS meningkatkan perekrutan pada bulan September. Data ini menunjukkan kenaikan suku bunga dan kondisi keuangan yang lebih ketat belum mengekang permintaan tenaga kerja karena The Fed memerangi inflasi yang tinggi. Indeks ketenagakerjaan industri jasa Institute for Supply Management melonjak dalam tanda lain tenaga kerja tetap kuat karena industri secara keseluruhan melambat moderat pada bulan September. The Fed diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin keempat berturut-turut pada bertemu 1-2 November, menurut alat FedWatch CME.
Baca Juga: Dibayangi Ancaman Resesi, Simak Rekomendasi Saham yang Bisa Dilirik pada Oktober 2022 Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan kepada Bloomberg TV dalam sebuah wawancara bahwa inflasi bermasalah dan bank sentral AS akan tetap berada di jalurnya.
"Jalannya jelas: kami akan menaikkan tarif ke wilayah yang membatasi, lalu menahannya di sana untuk sementara waktu," katanya. "Kami berkomitmen untuk menurunkan inflasi, tetap berada di jalur sampai kami benar-benar selesai." Sebelumnya, Indeks S&P 500 naik 5,7% pada hari Senin dan Selasa karena imbal hasil US Treasury turun tajam karena data ekonomi AS yang lebih lemah, perubahan haluan Inggris pada usulan pemotongan pajak yang telah mengguncang pasar, dan kenaikan suku bunga Australia yang lebih kecil dari perkiraan. Lalu, imbal hasil US treasury melonjak lagi pada hari Rabu setelah data ekonomi yang lebih lemah gagal untuk meningkatkan harapan yang mulai tumbuh The Fed mungkin berputar ke sikap kebijakan yang kurang
hawkish. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto