KUALA LUMPUR. Spekulasi berkurangnya panen kedelai di Amerika Serikat (AS) memicu reli harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). CPO untuk kontrak pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,9% ke RM 3.076 atau setara US$ 1.017 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.072 di Kuala Lumpur.Departemen Pertanian AS dijadwalkan akan merilis data produksi perkebunan pada hari ini. Analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, AS akan melaporkan adanya penurunan hasil panen kedelai dan jagung akibat cuaca kering selama dua bulan sebelumnya. Akibatnya, mayoritas analis berekspektasi harga kedelai dan jagung bakal naik pada pekan ini.Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk yang saling menggantikan (subsitusi). Reli harga kedelai biasanya akan berdampak pula pada naiknya harga CPO. Sementara ini, kontrak kedelai untuk pengiriman November menguat 0,4% ke US$ 14,32 per bushel. Sedangkan, minyak kedelai untuk pengiriman Desember naik 0,4% menjadi 58,97 sen per pound.Analis Phillip Futures Pte. Chung Yang Ker menilai, reli minyak sawit ini terjadi karena melejitnya harga kedelai. "Diekspektasikan penurunan produksi kedelai bakal berdampak bullish pada harga minyak sawit," ujarnya di Singapura, hari ini. Sementara itu, hari ini, Dewan minyak sawit Malaysia melaporkan cadangan minyak sawit Malaysia turun 5,6% menjadi 1,88 juta metrik ton pada Agustus lalu. Sedangkan, produksi turun 4,8% menjadi 1,67 juta ton, dan ekspor melemah 2,7% menjadi 1,69 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reli CPO terpicu spekulasi surutnya panen kedelai AS
KUALA LUMPUR. Spekulasi berkurangnya panen kedelai di Amerika Serikat (AS) memicu reli harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO). CPO untuk kontrak pengiriman November di Malaysia Derivatives Exchange naik 0,9% ke RM 3.076 atau setara US$ 1.017 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.072 di Kuala Lumpur.Departemen Pertanian AS dijadwalkan akan merilis data produksi perkebunan pada hari ini. Analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, AS akan melaporkan adanya penurunan hasil panen kedelai dan jagung akibat cuaca kering selama dua bulan sebelumnya. Akibatnya, mayoritas analis berekspektasi harga kedelai dan jagung bakal naik pada pekan ini.Minyak sawit dan minyak kedelai merupakan produk yang saling menggantikan (subsitusi). Reli harga kedelai biasanya akan berdampak pula pada naiknya harga CPO. Sementara ini, kontrak kedelai untuk pengiriman November menguat 0,4% ke US$ 14,32 per bushel. Sedangkan, minyak kedelai untuk pengiriman Desember naik 0,4% menjadi 58,97 sen per pound.Analis Phillip Futures Pte. Chung Yang Ker menilai, reli minyak sawit ini terjadi karena melejitnya harga kedelai. "Diekspektasikan penurunan produksi kedelai bakal berdampak bullish pada harga minyak sawit," ujarnya di Singapura, hari ini. Sementara itu, hari ini, Dewan minyak sawit Malaysia melaporkan cadangan minyak sawit Malaysia turun 5,6% menjadi 1,88 juta metrik ton pada Agustus lalu. Sedangkan, produksi turun 4,8% menjadi 1,67 juta ton, dan ekspor melemah 2,7% menjadi 1,69 juta ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News