Reli harga minyak berlanjut usai stok minyak dan bensin AS turun pada pekan lalu



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah menguat untuk hari kedua pada setelah penurunan lebih besar dari proyeksi dalam stok minyak mentah dan bensin Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi prospek permintaan bahan bakar yang kuat. 

Kamis (24/6) pukul 12.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik tipis 0,1% ke US$ 75,27 per barel, setelah ditutup menguat 0,5% pada sesi sebelumnya. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 juga menguat 0,1% menjadi US$ 73,17 per barel. WTI naik 0,3% pada hari Rabu (23/6).


Kedua tolok ukur harga minyak ini mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018 pada hari Rabu, tetapi akhirnya memangkas kenaikan di kemudian hari karena pedagang energi mengunci keuntungan setelah laporan inventaris AS, kata Edward Moya, analis pasar senior OANDA. 

Kini harga minyak kembali naik di perdagangan sesi Asia pada hari Kamis.

Baca Juga: Harga minyak mendaki ke level tertinggi tahun ini

Berdasarkan data Energy Information Administration, persediaan minyak mentah AS turun 7,6 juta barel dalam sepekan hingga 18 Juni menjadi 459,1 juta barel. Ini level terendah sejak Maret 2020. 

Penurunan itu hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters, untuk penurunan 3,9 juta barel.

Stok bensin AS juga turun 2,9 juta barel di pekan lalu, terhadap ekspektasi analis untuk kenaikan 833.000 barel.

"Data itu menggembirakan karena tidak hanya stok minyak mentah, tetapi juga persediaan bensin turun, menunjukkan permintaan yang sehat dan pasokan yang ketat," kata Tetsu Emori, CEO Emori Fund Management Inc.

"Kecuali OPEC+ memutuskan minggu depan untuk meningkatkan produksi lebih dari yang diharapkan untuk Agustus dan nanti, harga minyak diperkirakan akan tetap pada kisaran tinggi saat ini untuk sementara waktu," tambah Emori.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), yang bertemu pada 1 Juli, telah membahas pelonggaran lebih lanjut dari rekor pengurangan produksi tahun lalu dari Agustus tetapi tidak ada keputusan yang dibuat, dua sumber OPEC+ mengatakan pada hari Selasa.

Baca Juga: Harga minyak mentah ke level tertinggi lebih dari 2 tahun

Brent telah naik lebih dari 45% tahun ini didukung oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh OPEC+ dan pemulihan permintaan di tengah pelonggaran pembatasan Covid-19, dengan beberapa eksekutif industri berbicara tentang minyak mentah kembali ke US$ 100 untuk pertama kalinya sejak 2014.

"Di balik reli harga minyak hari ini, juga ada pandangan bahwa masih ada celah dalam pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir Iran 2015," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager of Research Nissan Securities.

Iran mengatakan, bahwa AS telah setuju untuk menghapus semua sanksi terhadap minyak dan pengiriman Iran tetapi Washington mengatakan "tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati" dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Kami mungkin melihat koreksi jangka pendek menjelang pertemuan OPEC+, tetapi tren pasar akan tetap bullish karena pengetatan keseimbangan pasokan-permintaan," ujar Kikukawa.

Selanjutnya: Sydney menghadapi periode paling menakutkan dalam pandemi di tengah wabah Delta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari