Reli IHSG masih berlanjut



JAKARTA. Pasar saham sedang diguyur banyak sentimen positif. Hal ini terlihat dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup tinggi sebesar 1,3% ke 5.242,83 pada perdagangan Rabu (20/7).

Kenaikan IHSG ini mendorong nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp 5.639 triliun. Ini adalah rekor tertinggi nilai kapitalisasi pasar BEI sepanjang sejarah. Para analis menilai, reli IHSG masih akan berlanjut. Namun, tetap perlu diwaspadai beberapa koreksi teknikal karena kemungkinan terjadinya aksi ambil untung (profit taking).

Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities mengatakan, IHSG masih bisa melanjutkan penguatan hingga level 5.450 di akhir tahun. Jika pengampunan pajak (tax amnesty) bisa berjalan lancar, tak menutup kemungkinan kalau IHSG bisa mencetak rekor 6.000.


Namun Norico merasa, kenaikan IHSG belakangan ini sudah terlalu cepat. Sehingga, dalam jangka pendek, akan terjadi koreksi sehat. Koreksi tersebut bisa terjadi ketika indeks berlanjut menembus level 5.300 sampai 5.400.

Walaupun akan ada koreksi, aksi beli investor asing akan menahan kejatuhan IHSG di bawah level 5.000. "Pasar akan anjlok jika berbagai euforia positif ini tidak bertahan. Misalnya saja, dana tax amnesty yang masuk tidak sesuai target," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (20/7).

Norico yakin, investor global akan menempatkan dananya di pasar saham dalam jangka waktu yang lama, lantaran mereka tengah mencari cuan tambahan dari emerging market.

Aksi beli investor asing

Aditya Perdana Putra, Analis Semesta Indovest mengatakan, ekspektasi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) juga menyebabkan pasar menjadi lebih atraktif. Sehingga, meski IHSG sudah naik terlalu tinggi, investor harus waspada, karena reli panjang masih bisa terjadi.

Ia memprediksikan, target IHSG selanjutnya ada di level 5.335. Secara teknikal, IHSG sebenarnya sudah jenuh beli dengan indikator relative strength index (RSI) di atas 70%. Biasanya, jika RSI berada di atas level tersebut, resistance IHSG hanya akan bertahan sekitar empat hari, lalu akan terkoreksi.

"Namun kali ini, walau sudah masuk fase konsolidasi, volume beli yang kuat dan pertahanan investor asing mendorong IHSG bertahan," imbuhnya.

Jika terkoreksi, basis support IHSG masih cukup kuat, yakni berkisar di level 5.180-5.200.

Kepala Riset Koneksi Capital, Alfred Nainggolan menambahkan, investor sebaiknya melakukan profit taking pada saat IHSG berada di level 5.300. Meskipun, menurutnya, hingga akhir tahun nanti, IHSG masih berpotensi melanjutkan penguatan hingga ke level 5.400.

Prediksi Alfred, aliran dana asing masih akan berpotensi masuk, bahkan bisa mencapai total net buy Rp 30 triliun di pengujung tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie