JAKARTA. Mayoritas bursa saham di kawasan regional Asia mengalami tekanan. Indeks MSCI Asia Apex 50 tergerus 1,03% ke posisi 841,7, kemarin (27/2). Bursa saham di wilayah Korea Selatan, Hong Kong, juga Australia, juga India, didominasi warna merah akibat tergerusnya harga saham-saham utama. Reli harga minyak mentah dalam 10 hari terakhir memicu kekhawatiran para investor saham di Asia terkait risiko pembengkakan biaya energi. Tengok saja saham Korean Airlines yang merupakan maskapai penerbangan terbesar di Negeri Ginseng. Dilihat dari nilai kapitalisasi pasarnya, saham Korean Airlines tergerus hingga 5,3% Saham Newcrest Mining di Sydney, Australia, juga tergerus 3,2% setelah peringkatnya digunting oleh JP Morgan Chase&Co. "Semakin tinggi harga minyak, semakin besar risiko perlambatan dari sisi konsumen. Ini yang mengkhawatirkan," ungkap Matt Riordan, Analis Paradice Investment Management Sidney, Australia, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Reli minyak menyeret bursa Asia
JAKARTA. Mayoritas bursa saham di kawasan regional Asia mengalami tekanan. Indeks MSCI Asia Apex 50 tergerus 1,03% ke posisi 841,7, kemarin (27/2). Bursa saham di wilayah Korea Selatan, Hong Kong, juga Australia, juga India, didominasi warna merah akibat tergerusnya harga saham-saham utama. Reli harga minyak mentah dalam 10 hari terakhir memicu kekhawatiran para investor saham di Asia terkait risiko pembengkakan biaya energi. Tengok saja saham Korean Airlines yang merupakan maskapai penerbangan terbesar di Negeri Ginseng. Dilihat dari nilai kapitalisasi pasarnya, saham Korean Airlines tergerus hingga 5,3% Saham Newcrest Mining di Sydney, Australia, juga tergerus 3,2% setelah peringkatnya digunting oleh JP Morgan Chase&Co. "Semakin tinggi harga minyak, semakin besar risiko perlambatan dari sisi konsumen. Ini yang mengkhawatirkan," ungkap Matt Riordan, Analis Paradice Investment Management Sidney, Australia, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.