Reli minyak terhenti, harga WTI turun tipis ke US$ 83,55 per barel pagi ini (26/10)



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak melemah pada awal perdagangan hari ini setelah reli berkelanjutan yang didorong oleh permintaan yang kuat di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar dunia dan produknya.

Selasa (26/10), pukul 09.10 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2021 turun 0,2% menjadi US$ 85,79 per barel, setelah naik 0,5% pada sesi sebelumnya.

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,3% ke US$ 83,55 per barel. Pada sesi sebelumnya, WTI ditutup stabil setelah menguji level tertinggi baru.


Sentimen bagi minyak datang setelah pasar tenaga listrik dan batubara China agak mendingin usai intervensi pemerintah. Namun, harga energi tetap diprediksi tinggi di seluruh dunia karena suhu turun karena memasuki awal musim dingin kawasan utara.

"Prakiraan untuk November yang lebih dingin membuat para pedagang energi bersiap untuk pasar yang sangat ketat yang akan dipenuhi (dengan) permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim dingin ini," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga minyak ditutup stabil usai cetak posisi tertinggi karena pasokan yang ketat

"Pasar minyak akan tetap ketat dan itu berarti satu atau dua berita utama dari minyak tembus ke US$ 90 per barel," tambah Moya.

Goldman Sachs pun mengatakan, Brent kemungkinan akan berada di atas perkiraan di US$ 90 per barel pada akhir tahun. Goldman Sachs memperkirakan, peralihan dari gas ke minyak yang dilakukan sejumlah negara dapat menambah 1 juta barel per hari (bph) untuk permintaan minyak.

Konsumsi bensin dan sulingan kembali sejalan dengan rata-rata lima tahun di AS setelah lebih dari satu tahun permintaan tertekan.

Pasar akan mengamati dengan cermat tingkat persediaan minyak di Negeri Paman Sam pada minggu ini. Stok minyak mentah diperkirakan meningkat 1,7 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat analis Reuters. Namun, persediaan bensin dan sulingan diperkirakan akan turun.

Selanjutnya: Segera gelar IPO, Mitratel incar dana segar hingga Rp 24,9 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari