Reli minyak terhenti karena dollar



NEW YORK. Pada transaksi perdagangan Kamis (15/12), pergerakan harga minyak dunia berbalik arah dan menembus level supportnya.

Berdasarkan data CNBC, pada pukul 14.35 waktu New York, harga minyak AS jenis West Texas Intermediate turun 14 sen menjadi US$ 50,90 per barel.

Sedangkan harga minyak Brent naik 18 sen menjadi US$ 54,08 per barel atau turun 14 sen dari level penutupan sehari sebelumnya.


Harga minyak terus tertekan kendati anggota OPEC menegaskan akan memangkas produksi minyak mereka sebagai komitmen dari kesepakatan bersama.

Sentimen negatif pasar minyak datang dari dollar AS yang menguat pasca dikereknya suku bunga acuan. Sekadar informasi, dollar AS melonjak ke posisi tertingginya dalam 14 tahun terakhir melawan keranjang mata uang utama dunia.

Penguatan dollar disinyalir akan memukul tingkat permintaan minyak. Selain itu, keperkasaan dollar juga membuat harga minyak lebih mahal bagi negara yang menggunakan mata uang lain dalam bertransaksi.

"Harga Brent menguji level support US$ 53 dan kini kita melihat adanya sedikit aksi beli akibat optimisme kesepakatan OPEC," papar Troy Vincent, oil analyst ClipperData du Louisville, Kentucky.

ANZ bank berpendapat, pasar minyak akan mengalami defisit yang cukup besar pada kuartal pertama 2017 jika OPEC dan produsen minyak lain memangkas produksi sesuai yang mereka janjikan.

"Hal ini akan mendorong harga minyak ke atas level US$ 69 per barel pada awal tahun depan," urai ANZ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie