KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga paladium reli di tengah kekhawatiran pasokan yang terbatas dan aktivitas sektor otomotif yang terus meningkat. Mengutip Bloomberg, Senin (8/1) pukul 19.30 WIB, harga paladium untuk kontrak Maret di New York Mercantile Exchange naik 0,65% ke level US$ 1.089 per ons troi. Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto melihat, kenaikan harga ini merespons potensi defisit pasokan paladium global, karena produksi paladium tidak dapat mengimbangi tingkat konsumsi hingga tahun 2022.
Mengutip pemberitaan Reuters, Senin, Citigroup Inc memperkirakan akan terjadi defisit hingga 835.000 ons troi tahun ini, sedangkan konsumsi untuk komoditas ini bakal terus tumbuh hingga capai 8 juta ons troi tahun ini. Padahal penjualan kendaraan terus meningkat. "Penjualan mobil China positif, juga ada kekhawatiran pasokan berkuang berlanjut dan makanya harganya naik," jelas Andri, Senin (8/1). Menurut Andri, penjualan kendaraan China pada November naik 0,7% dari setahun lalu menjadi 2,96 juta kendaraan. Sedangkan menurut China Association of Automobile Manufacturers (CAAM), penjualan mobil new-energy vehicles (NEV) alias mobil ramah lingkungan China naik 83% menjadi 119.000 kendaran pada bulan tersebut. Kenaikan ini disebabkan dorongan pemerintah terhadap sektor otomotif untuk menjauhi mesin mobil yang menggunakan minyak.
Kenaikan harga paladium juga merespon tekanan yang dialami dollar AS sejak awal tahun ini. Wajar dalam iklim dollar murah, pasar akan berinvestasi. Namun, Andri memperkirakan harga komoditas ini bisa terguncang apabila rapat dewan gubernur The Federal Reserve pada awal Februari membuahkan putusan menaikkan suku bunga. "Di awal Februari ini, jika ada kenaikan suku bunga, maka paladium di posisi sementara bisa melemah karena biasanya ini masuk dalam komoditas logam mulia," jelas Andri. Asal tahu saja, indeks dollar spot sejak penghujung tahun 2017 cenderung landai dan hanya menguat 0,07% ke level 92,31. Besok (9/1), Andri memperkirakan harga paladium akan menguat pada rentang US$ 1.075-US$ 1.095 per metrik ton. Sedangkan dalam sepekan, harga akan melebar ke kisaran US$ 1.070-US$ 1.100 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini