Reliance berniat akuisisi 11 sekuritas



JAKARTA. Reliance Capital Management menyiapkan agenda ekspansi besar-besaran. Induk usaha PT Reliance Securities Tbk itu berniat melakukan serangkaian akuisisi, sebagai langkah persiapan initial public offering (IPO) tahun 2014 nanti.

Anton Budidjaja, Chairman & Chief Executive Officer Reliance Capital Management, mengungkapkan, Reliance tengah memproses due diligence pembelian perusahaan multifinance dan asuransi. Reliance menyiapkan dana berkisar US$ 40 juta-US$ 50 juta untuk merealisasikan rencana akuisisi. Proses akuisisi itu sudah memasuki tahap akhir dan diperkirakan tuntas, akhir tahun ini. "Awal tahun depan sudah bisa beroperasi," katanya, Selasa (22/11).

Reliance juga tengah mengincar pembelian bank lokal berskala menengah. Saat ini prosesnya masih dalam penjajakan. Tidak berhenti sampai di situ, induk usaha PT Asuransi Reliance Indonesia ini juga berencana mengakuisisi 11 sekuritas di negara-negara yang masuk dalam kawasan Asia Tenggara. "Termasuk Timor Leste," jelas Anton.


Ini merupakan jalan masuk Reliance mengembangkan bisnis di kawasan ASEAN menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 nanti. Strateginya, Reliance mencaplok sekuritas negara-negara yang tengah membangun bursa sahamnya. Seperti Laos dan Vietnam. Langkah akuisisi sekuritas ini menyusul kesuksesan Reliance mencaplok sekuritas di Kamboja, yakni Cambodian Capital Co Ltd senilai US$ 15 juta atau setara 70% saham.

Bursa Efek Kamboja sendiri baru diresmikan Juli kemarin. Sedangkan perdagangannya baru aktif awal tahun depan. Pasar Kamboja dinilai cukup menjanjikan karena pertumbuhan ekonominya di atas 10%, selama empat tahun berturut-turut.

Setelah nanti berhasil menancapkan jejaring di negara-negara tersebut, Reliance akan memperluas ekspansi ke negara yang bursa modalnya telah relatif mapan. Seperti Malaysia dan Singapura.

Reliance menyiapkan dana dari kas internal untuk membiayai rencana-rencana akuisisinya ini. Anton membeberkan, rencana bisnis ini disiapkan sebagai langkah awal sebelum mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia yang ditargetkan bisa terealisasi dua-tiga tahun lagi.

Saat ini, modal keseluruhan grup Reliance mencapai US$ 100 juta. Modal tersebut menjadi modal dasar perseroan ini agar bisa IPO.

Rencana akuisisi ini bisa dibilang upaya grup Reliance untuk bangkit setelah tersandung September lalu. Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan mencabut izin Reliance Asset Management. Unit usaha Reliance itu dituding terlibat dalam kasus investasi Asuransi Kredit Indonesia alias Askrindo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.