KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,77% ke level 5.989,56 pada sesi pertama perdagangan terakhir di tahun ini. Padahal, indeks sempat bergerak di zona hijau dan menyentuh 6.055,97, level tertinggi pada perdagangan hari ini (30/12). Jika merajuk pada akhir perdagangan sesi pertama, maka sejak awal tahun atawa
year to date (ytd), IHSG masih melemah 4,92%. Walau begitu, sejumlah pelaku pasar modal menilai IHSG berpotensi melaju di tahun depan. Wilson Sofan, Direktur Utama PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) menjelaskan, terdapat sejumlah sentimen yang dapat menjadi penentu arah bursa saham.
Pertama, banjir dikuiditas di pasar keuangan. Hal ini terutama terkait stimulus bantuan Covid-19 di Amerika Serikat (AS) yang senilai US$ 900 miliar. Ini membuat likuiditas di pasar keuangan global semakin deras dan diharapkan mengalir ke pasar negara berkembang (
emerging market) termasuk Indonesia.
Baca Juga: IHSG terkoreksi 0,77%, saham-saham ini banyak dilego asing di sesi I Rabu (30/12) Dampaknya, investasi oleh investor asing di tahun 2021 pun dapat mengingat dengan kepemilikan asing di pasar yang saat ini tinggal 30%.
Kedua adalah perkembangan vaksin di tahun 2021. Wilson bilang, vaksinasi ini tentu menimbulkan optimisme investor terhadap kegiatan bisnis di Indonesia dan diharapkan bisa membangkitkan ekonomi di akhir 2021.
Ketiga, penerapan omnibus law cipta kerja (UU Ciptaker). Di dalam Omnibus Law ini terdapat sejumlah penyederhanaan undang-undang hingga pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Indonesia Investment Authority untuk mengelola dan mengoptimalkan nilai investasi dalam jangka panjang. “Sehingga Indonesia jadi sasaran investasi yang baik bagi investor asing,” terang Wilson dalam paparan publik yang digelar secara daring, Rabu (30/12). Terakhir, faktor pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Bank Indonesia (BI) cukup optimis Indonesia bisa keluar dari era pandemi setelah adanya program vaksinasi. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2021 diperirakan sebesar 4,5%-5,5% dengan berkaca pada kuartal ketiga 2020 yang menjadi titik balik (pemulihan).
Baca Juga: Asing menadah saham-saham ini saat IHSG terkoreksi 0,77% di sesi I Rabu (30/12) Sepetti diketahui, IHSG sempat anjlok dan menyentuh level terendahnya pada bulan Maret 2020 akibat penyebaran pandemi Covid-19. Melansir RTI, IHSG sempat berada di level 3.911,716 yang menjadi level terendah tahun ini. Namun, dengan adanya sejumlah katalis positif tersebut, Wilson meyakini IHSG akan mencapai level 6.808 pada akhir tahun 2021, dimana awal tahun depan merupakan bagian dari fase
recovery. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari