JAKARTA. Relokasi pipa gas yang melintang di Alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) di Jawa Timur ini tak kunjung dikerjakan oleh pemilik pipa tersebut, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Padahal, kawasan APBS tersebut berada di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III). Dan dengan adanya pipa tersebut aktivitas dan lalu lintas pelayaran terganggun. Pelabuhan Tanjung Perak, yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setiap harinya tidak pernah berhenti bongkar muat barang untuk disalurkan ke Indonesia Timur. Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III menyampaikan karena pipa ini menggangu, maka setiap bulannya, Pelindo III rugi hingga Rp 1,3 triliun. Saat ini katanya, sambil menunggu PHE WMO melakukan pemindahan pipa, Pelindo berinisiatif melakukan pengerukan hingga kedalaman antara 14 hingga 16 meter Low Water Spring (LWS) dan pelebaran sepanjang 200 meter, agar kapal-kapal mudah beraktivitas.
Relokasi pipa lelet, Pelindo merugi tiap bulan
JAKARTA. Relokasi pipa gas yang melintang di Alur pelayaran Barat Surabaya (APBS) di Jawa Timur ini tak kunjung dikerjakan oleh pemilik pipa tersebut, PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO). Padahal, kawasan APBS tersebut berada di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III). Dan dengan adanya pipa tersebut aktivitas dan lalu lintas pelayaran terganggun. Pelabuhan Tanjung Perak, yang merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setiap harinya tidak pernah berhenti bongkar muat barang untuk disalurkan ke Indonesia Timur. Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III menyampaikan karena pipa ini menggangu, maka setiap bulannya, Pelindo III rugi hingga Rp 1,3 triliun. Saat ini katanya, sambil menunggu PHE WMO melakukan pemindahan pipa, Pelindo berinisiatif melakukan pengerukan hingga kedalaman antara 14 hingga 16 meter Low Water Spring (LWS) dan pelebaran sepanjang 200 meter, agar kapal-kapal mudah beraktivitas.