JAKARTA. Kendati kinerja perusahaan masih minus atau merugi, PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) tetap berekspansi, yakni menambah armada pesawat. Yang teranyar, maskapai pelat merah ini bakal menyewa delapan unit pesawat Boeing 737-800 dari produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing. Delapan pesawat itu akan datang tahun ini, setelah nota kesepahaman (MoU) diteken kemarin. "Boeing menawarkan pesawat, lalu ada yang mau mendanai, jadi kami sewa," ujar Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo, Senin (27/8). Merpati memang berencana mengganti pesawat-pesawat tua dengan armada baru. Boeing 737-800 yang akan disewa berkapasitas 180 penumpang dengan tingkat keterisian atau load factor ditargetkan melebihi 90%.Merpati juga akan menggunakan pesawat tersebut untuk menerbangi rute-rute dari Sabang sampai Merauke, tidak terkecuali penerbangan perintis ke Indonesia bagian timur. "Kalau Lion Air bisa, kenapa kami tidak," kata Rudy.Merpati juga akan membayar US$ 300.000 per bulan untuk setiap pesawat. Artinya, Merpati bakal menggelontorkan total US$ 2,4 juta per bulan untuk menyewa delapan unit Boeing 737-800. Jangka waktu sewa armada tersebut selama lima tahun.Meski menolak menyebut komposisi rincinya, namun Rudy bilang Merpati mendapat pendanaan dari mitra asal luar negeri untuk membiayai sewa pesawat itu. Sayang, dia bungkam soal identitas mitra tersebut.Sekedar catatan, selama tiga bulan pertama di 2012, Merpati tercatat masih merugi sebesar Rp 250 miliar, karena minimnya load factor. Namun, Rudy mengklaim, sudah terlihat tren kenaikan dengan pertumbuhan laba sebelum pajak atau EBITDA 6%-10%. Saat ini, armada Merpati terdiri dari 30 pesawat. Sekitar 20 unit merupakan milik sendiri, dan sisanya sewa. Jenis-jenis pesawat Merpati meliputi Boeing 737-500, Boeing 737-400, Boeing 737-300, Boeing 737-200, Modern Ark 60, Cassa 212, De Havilland Canada-6. Jumlah tersebut belum termasuk 20 unit pesawat Cassa berkapasitas 20 penumpang-50 penumpang yang dipesan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Rencananya, pesawat kecil tersebut akan dimanfaatkan untuk menjangkau rute sampai kecamatan.Sebelumnya, pertengahan tahun ini, Merpati memang telah lebih dahulu memesan 20 unit Cassa 212 dari PTDI. Harga satu unit Cassa 212 berkisar US$ 10 juta, sehingga total investasi untuk pembelian 20 pesawat itu bakal mencapai US$ 200 juta. Namun, pengadaan armada baru itu diperkirakan baru bisa terealisasi paling cepat tahun depan. Pasalnya, PTDI juga butuh waktu untuk membangun kembali pabriknya. Rudy menyebut, penambahan armada merupakan salah satu strategi Merpati dalam membenahi pelayanan, pasca restrukturisasi manajemen. Merpati membutuhkan banyak perbaikan, termasuk peremajaan armada. Nah, dengan adanya tambahan 20 unit Cassa tersebut, diharapkan Merpati mampu menjawab kebutuhan pelayanan di 460 kabupaten di seluruh Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Remajakan armada, Merpati sewa 8 Boeing 737-800
JAKARTA. Kendati kinerja perusahaan masih minus atau merugi, PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) tetap berekspansi, yakni menambah armada pesawat. Yang teranyar, maskapai pelat merah ini bakal menyewa delapan unit pesawat Boeing 737-800 dari produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing. Delapan pesawat itu akan datang tahun ini, setelah nota kesepahaman (MoU) diteken kemarin. "Boeing menawarkan pesawat, lalu ada yang mau mendanai, jadi kami sewa," ujar Direktur Utama Merpati Rudy Setyopurnomo, Senin (27/8). Merpati memang berencana mengganti pesawat-pesawat tua dengan armada baru. Boeing 737-800 yang akan disewa berkapasitas 180 penumpang dengan tingkat keterisian atau load factor ditargetkan melebihi 90%.Merpati juga akan menggunakan pesawat tersebut untuk menerbangi rute-rute dari Sabang sampai Merauke, tidak terkecuali penerbangan perintis ke Indonesia bagian timur. "Kalau Lion Air bisa, kenapa kami tidak," kata Rudy.Merpati juga akan membayar US$ 300.000 per bulan untuk setiap pesawat. Artinya, Merpati bakal menggelontorkan total US$ 2,4 juta per bulan untuk menyewa delapan unit Boeing 737-800. Jangka waktu sewa armada tersebut selama lima tahun.Meski menolak menyebut komposisi rincinya, namun Rudy bilang Merpati mendapat pendanaan dari mitra asal luar negeri untuk membiayai sewa pesawat itu. Sayang, dia bungkam soal identitas mitra tersebut.Sekedar catatan, selama tiga bulan pertama di 2012, Merpati tercatat masih merugi sebesar Rp 250 miliar, karena minimnya load factor. Namun, Rudy mengklaim, sudah terlihat tren kenaikan dengan pertumbuhan laba sebelum pajak atau EBITDA 6%-10%. Saat ini, armada Merpati terdiri dari 30 pesawat. Sekitar 20 unit merupakan milik sendiri, dan sisanya sewa. Jenis-jenis pesawat Merpati meliputi Boeing 737-500, Boeing 737-400, Boeing 737-300, Boeing 737-200, Modern Ark 60, Cassa 212, De Havilland Canada-6. Jumlah tersebut belum termasuk 20 unit pesawat Cassa berkapasitas 20 penumpang-50 penumpang yang dipesan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Rencananya, pesawat kecil tersebut akan dimanfaatkan untuk menjangkau rute sampai kecamatan.Sebelumnya, pertengahan tahun ini, Merpati memang telah lebih dahulu memesan 20 unit Cassa 212 dari PTDI. Harga satu unit Cassa 212 berkisar US$ 10 juta, sehingga total investasi untuk pembelian 20 pesawat itu bakal mencapai US$ 200 juta. Namun, pengadaan armada baru itu diperkirakan baru bisa terealisasi paling cepat tahun depan. Pasalnya, PTDI juga butuh waktu untuk membangun kembali pabriknya. Rudy menyebut, penambahan armada merupakan salah satu strategi Merpati dalam membenahi pelayanan, pasca restrukturisasi manajemen. Merpati membutuhkan banyak perbaikan, termasuk peremajaan armada. Nah, dengan adanya tambahan 20 unit Cassa tersebut, diharapkan Merpati mampu menjawab kebutuhan pelayanan di 460 kabupaten di seluruh Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News