Remehkan corona, Donald Trump bikin ilmuwan kebingungan



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyatakan keadaan darurat terkait wabah virus corona. Namun, tetap saja ia terkesan meremehkan wabah yang telah membunuh ribuan jiwa di dunia ini. Bahkan, sikap Trump ini membuat pejabat AS bingung.

Bagaimana tidak, Trump menilai corona tak lebih berbahaya ketimbang flu musiman yang kerap terjadi di Amerika.

Baca Juga: PM Singapura: Efek virus corona ke perekonomian mungkin lebih buruk dari krisis 2008


“Jadi di tahun lalu 37.000 orang Amerika meninggal karena Flu biasa. Rata-rata jumlah meninggal antara 27.000 dan 70.000 per tahun. Tidak ada yang perlu ditutup, kehidupan & ekonomi terus berjalan. Saat ini ada 546 kasus yang dikonfirmasi dari virus corona dengan 22 kematian. Pikirkan itu!" cuit Trump pada awal pekan ini seperti dikutip Reuters.

Dua hari kemudian, Anthony Fauci, Kepala Urusan Penyakit Menular di National Institutes of Health dan anggota gugus tugas Trump terkait penanganan corona ikut berkomentar. Ia membantah pernyataan bosnya dengan menyebut virus corona jauh lebih mematikan.

"Ini 10 kali lebih mematikan daripada flu musiman," kata Fauci pada hari Rabu, ketika ditanya oleh komite DPR AS soal corona.

Trump juga mengatakan bahwa dia tidak khawatir terkena virus corona secara langsung. Dia juga bilang bahwa Amerika Serikat dalam kondisi yang jauh lebih baik daripada negara-negara lain.

Baca Juga: Jack Ma sumbang 2 juta masker untuk atasi penyebaran virus corona di Eropa

Tak pelak, hal ini membuat beberapa pakar mengkritiknya karena mengecilkan bahaya penyakit dan bisa membuat warga malah menjadi terlalu terlena dengan merasa sehat.

Steven Taylor, seorang profesor psikiatri di University of British Columbia menyebut sejarah telah menunjukkan bahwa para pemimpin yang berusaha mengelola pandemi tanpa transparansi penuh malah menghambat warga untuk ikut serta dalam penanggulangan pandemi.

Editor: Tendi Mahadi