Remitensi, tempat perbankan mengail untung dari TKI



JAKARTA. Bagi para pelaku bisnis jasa pengiriman uang (remittance), Hong Kong menyimpan daya tarik luar biasa. Nilai maupun volume transaksi pengiriman uang dari bekas koloni Inggris tersebut ke Indonesia, terus bertambah. Maklum, jumlah tenaga kerja kita di daerah khusus China tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Yang membuat bisnis remitensi bertambah moncer, profesi mereka bukan cuma pembantu rumah tangga, tapi juga profesi lain dengan keahlian khusus yang gajinya lebih tinggi.

Bak kucing mengendus ikan asin, bank di Tanah Air berencana mengail untung dari bisnis remitensi di Hong Kong. Salah satunya adalah Bank Syariah Mandiri (BSM).

Anak usaha Bank Mandiri ini siap membuka layanan pengiriman di Hong Kong. "Di sana banyak yang menanyakan kapan divisi syariahnya masuk ke remitensi. Kami tertarik karena potensinya besar," kata Direktur Pembiayaan Mikro dan Kecil BSM Hanawijaya, Jumat (24/12). Bank syariah yang menggeluti remitensi sejak 2009 ini akan menggandeng Bank Mandiri cabang Hong Kong.


Setiap tahun, jumlah TKI di Hong Kong terus meningkat. Pendapatannya pun termasuk salah satu yang terbesar dibandingkan TKI di negara lain. "Kehidupannya juga lebih tertata karena memiliki hari libur saat akhir pekan. Walhasil, mereka memiliki banyak waktu senggang untuk mengirim uang," katanya.

Selain Hong Kong, BSM juga melirik gurihnya pasar remitensi di Korea Selatan. Negeri Kimchi ini mempekerjakan lebih dari 40.000 TKI.

Kalau di Hong Kong menggandeng sang induk, di Korsel BSM akan menjalin kerjasama dengan bank setempat. Hana mengklaim, sudah ada tiga bank Korsel yang tengah pendekatan dengan BSM. Sayang, dia masih enggan menyebut nama bank tersebut.

Tak cuma di Asia Timur, BSM juga tengah mengincar kue remitensi dari di Timur Tengah. Di sini BSM tengah bergerilya mencari mitra. Hingga 22 Desember lalu, BSM berhasil mencetak nilai remitensi Rp 1,3 triliun. Tahun depan, manajemen mengincar pertumbuhan 35%-30% dibandingkan tahun ini.

Sejatinya, di Hong Kong sudah nongkrong Bank Rakyat Indonesia (BRI). Kendati tak ingat angka pasti, Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menyatakan, setiap tahun volume transaksi pengiriman uang dari Hong Kong ke Indonesia selalu tumbuh.

Per September 2010, BRI membukukan nilai remitensi US$ 200 juta, tumbuh 116% dibandingkan 2009. Dari nilai itu, US$ 121 juta dari pengiriman uang TKI. Di tahun 2011, bank pelat merah ini menargetkan kenaikan 100%.

Di bisnis pengiriman uang, BRI bekerja sama dengan delapan bank di negara-negara kantong TKI. Seperti, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Arab Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: