JAKARTA. Upaya PT Bakrie & Brothers Tbk (
BNBR) mencari dana pelunasan utang ke Credit Suisse akhirnya menemui titik terang. Kabar terbaru, BNBR telah mendapat dana talangan dari Renaissance Capital milik Samin Tan. Menurut Reuters, BNBR dan Renaissance sudah menandatangani kesepakatan pemberian pinjaman tersebut kemarin (31/10). Pengelola BNBR berniat mengumumkannya pada hari ini. Sumber KONTAN yang mengetahui transaksi tersebut menjelaskan, Renaissance memberi pinjaman senilai US$ 800 juta. "Jaminan atas pinjaman itu adalah saham Bumi Plc," tutur si sumber. Nah, utang dari Renaissance akan digunakan untuk melunasi utang Credit Suisse senilai US$ 1,35 miliar.
BNBR akan menjaminkan sekitar 23% saham Bumi Plc kepada perusahaan milik Samin Tan tersebut. Sekadar mengingatkan, total kepemilikan BNBR di Bumi Plc mencapai 47%. Renaissance Capital juga mendapat hak melakukan konversi jaminan tersebut menjadi hak milik, seandainya BNBR tidak mampu mengembalikan pinjaman. Konversi tersebut akan dilakukan melalui PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), perusahaan lain milik Samin Tan. Kenapa BNBR memilih BORN? Sumber KONTAN menuturkan, selain sesama perusahaan lokal, Samin Tan memiliki kedekatan dengan keluarga Bakrie. Skenario utang BNBR dan Renaissance ini, kabarnya, langsung ditangani Nirwan Bakrie serta Ari Hudaya, Chief Executive Officer Bumi Plc. Sayang, keduanya enggan memberi penjelasan lantaran tengah berada di luar negeri. Batal gandeng Glencore Eddy Suparno, Direktur Keuangan BNBR, mengelak menjelaskan transaksi tersebut. "Saya sedang meeting," elak dia.BORN pun mengaku tidak tahu mengenai kabar tersebut. "BORN tidak ada rencana membeli 23% saham Bumi Plc dari BNBR," kata Geroad Jusuf, Direktur BORN. Kesepakatan dengan Renaissance ini juga mengakhiri rencana BNBR meraup utang dari Glencore International Plc. Asal tahu saja, Glencore sedianya siap memberi utang US$ 800 juta-US$ 900 juta kepada BNBR. Sebagai gantinya, Glencore mendapat hak eksklusif menjual batubara produksi Bumi Plc. Glencore saat ini sudah tercatat sebagai penjual utama batubara yang diproduksi PT Bumi Resources Tbk (
BUMI), anak usaha Bumi Plc. Perusahaan komoditas kelas dunia itu juga meminta hak mengonversi utang menjadi saham Bumi Plc. "Kesepakatan dengan Renaissance ini menggugurkan rencana dengan Glencore," tandas sumber KONTAN tadi. BNBR memang sedang sibuk mencari utang lantaran nilai saham Bumi Plc yang menjadi jaminan atas utang ke Credit Suisse turun tajam. Total nilai utang yang akan jatuh tempo US$ 1,35 miliar. Utang ini merupakan gabungan utang BNBR dan Long Haul Holdings.
Pada 2 Maret, saat BNBR memperoleh pinjaman, harga saham Bumi Plc yang diperdagangkan di bursa saham London masih £ 13,03 per saham. Tapi gara-gara kekhawatiran terhadap krisis global, harga saham induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) ini turun hingga £7,20 per saham (10/10). Otomatis, Credit Suisse meminta penambahan jaminan atau pelunasan utang. Bila tidak, utang tersebut akan dianggap default dan BNBR bisa kehilangan kepemilikan di Bumi Plc. Sejatinya, utang tersebut baru jatuh tempo di Maret 2012 mendatang. Dalam perdagangan kemarin, harga BNBR turun jadi Rp 52 per saham. Sementara saham Bumi Plc diperdagangkan di harga £ 7,36 per saham pada pukul 20.57 WIB. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can