Rencana akuisisi ditolak, Five9 Inc batal jual seluruh sahamnya ke Zoom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemegang saham Five9 Inc menolak penjualan perusahaan perangkat lunak call center senilai US$ 14,7 miliar ke Zoom Video Communications Inc. Keputusan tersebut menjadi pukulan besar bagi rencana Zoom untuk memperluas bisnisnya setelah mendapat sokongan dari pandemi Covid-19.

Mengutip Reuters, pemegang saham Five9 mendapat rekomendasi untuk menentang kesepakatan itu dengan alasan kekhawatiran pertumbuhan dan masuk saham kelas ganda. Padahal, kesepakatan tersebut digadang-gadang bisa menjadi akuisisi terbesar yang dilakukan Zoom.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan yang diumumkan pada bulan Juli, pemegang saham Five9 akan menerima 0,5533 saham Zoom untuk setiap saham Five9. Persyaratan tersebut menyiratkan premi 12,8% di atas harga pasar Five9 dan menilai perusahaan sebesar US$ 14,7 miliar.


Sejak itu, saham Zoom telah melemah lebih dari 25% karena raksasa konferensi virtual itu melaporkan pertumbuhan yang lebih lambat pada pendapatan di kuartal kedua tahun ini.

Five9, yang berbasis di San Ramon, California mengatakan, perjanjian merger tidak mendapat cukup suara persetujuan dari para pemegang sahamnya. Ini membuat perusahaan akan terus beroperasi sebagai perusahaan publik yang berdiri sendiri.

Five9,  saat ini memiliki lebih dari 2.000 klien di seluruh dunia, dengan perusahaan besar seperti Under Armour, Lululemon Athletica Inc, dan Olympus Corp sebagai pelanggan.

CEO Zoom Eric Yuan menanggapi hal ini dengan menyebut bahwa Five9 memang merupakan sarana menarik untuk menghadirkan penawaran pusat kontak terintegrasi kepada pelanggan. Namun, Yuan bilang, kalau hal tersebut bukan satu-satunya cara untuk menawarkan solusi pusat kontak yang menarik kepada pelanggan.

Baca Juga: Singtel lepas saham Australia Tower Network ke AustralianSuper senilai US$ 1,4 miliar

Perusahaan mengatakan akan meluncurkan Zoom Video Engagement Center, solusi pusat kontak berbasis cloud, pada awal 2022.

Sementara itu, Five9 mengatakan masih akan melanjutkan kemitraan dengan Zoom yang sudah ada sebelum pembatalan akuisisi ini terjadi.

Asal tahu saja, Zoom menjadi favorit investor ketika pandemi menekan aktivitas dan bisnis serta sekolah, yang harus mengadopsi layanannya dengan mengadakan kelas dan pertemuan kantor secara virtual.

Hanya saja, dengan vaksinasi yang cepat dan kehidupan yang kembali normal, Zoom mencari sumber pendapatan di luar bisnis intinya, yakni konferensi video dan menghadapi persaingan ketat dari saingannya Microsoft Corp, Cisco Systems Inc dan Salesforce's Slack.

Komite yang dipimpin Departemen Kehakiman AS pun sebelumnya juga telah meninjau usulan pembelian Five9 oleh Zoom atas kemungkinan masalah keamanan nasional, menurut surat yang diajukan kepada regulator AS.

Selanjutnya: Data telat, Malaysia catatkan rekor kematian bulanan akibat Covid-19 di September

Editor: Anna Suci Perwitasari