KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) masih membuka peluang untuk membawa beberapa anak usahanya untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di masa mendatang. Namun hal tersebut tampaknya tak dilakukan dalam waktu dekat. Dalam berita sebelumnya, KLBF sempat mengkaji potensi IPO dua anak usaha yang bergerak di divisi nutrisi serta divisi distribusi dan logistik. Hanya saja, rencana IPO tersebut kabarnya mengalami penundaan. Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin mengatakan, pada dasarnya rencana IPO kedua anak usaha tersebut tak pernah dihapus. Walau demikian, KLBF harus selalu melihat kondisi pasar saham terlebih dahulu untuk memastikan bahwa proses IPO anak usaha berlangsung sukses.
Pihak KLBF sebenarnya tidak terlalu bernafsu mengincar dana hasil IPO anak usaha yang tinggi. Namun, berapapun dana yang bisa diperoleh dari IPO, harus bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis Kalbe Farma secara keseluruhan.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Fokus Kembangkan Vaksin Booster Secara Hati-Hati “Ketika salah satu divisi Kalbe Farma
go public, kami harus bisa memastikan event tersebut tidak boleh membuat
value Kalbe Farma turun,” ungkap dia, Senin (7/2).
Ia menambahkan, IPO menjadi salah satu cara KLBF untuk mendapatkan pendanaan. KLBF masih bisa mencari berbagai peluang lainnya, seperti berkolaborasi dengan
strategic partners. Intinya, setiap potensi yang ada harus bisa memperkuat
value perusahaan itu sendiri. Di samping itu, Bernadus menilai bahwa seluruh divisi yang ada di KLBF memiliki kesempatan yang sama untuk dapat melantai di bursa saham. Artinya tak hanya divisi nutrisi atau distribusi dan logistik saja, melainkan divisi lain seperti obat resep dan produk kesehatan. “Kami tidak terpaku pada divisi nutrisi atau distribusi dan logistik saja. Semua divisi bisa. Namun, ada prosesnya. Kami harus studi kelayakan internal dahulu dan lihat kondisi pasar apakah aman untuk IPO atau tidak,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari