Rencana Arab picu harga minyak melambung



KONTAN.CO.ID - Rencana Arab Saudi memperkatat ekspor minyak menyokong harga minyak mentah. Mengutip Bloomberg, Rabu (11/10) pukul 15.20 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melambung 0,41% ke level US$ 51,13 per barel.

"Arab kembali akan membatasi ekspor sekitar 560.000 barel per hari, ini yang kemudian memberikan suntikan bagi harga minyak," jelas Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar, Rabu.

Selain itu, Deddy melihat, sentimen positif juga datang dari adanya proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang menyebut pertumbuhan ekonomi global tahun 2017 naik menjadi 3,7%. "Hal ini juga berdampak baik karena berarti tingkat permintaan juga akan naik," tuturnya.


Sejatinya, menurut Deddy, hingga akhir tahun ini, harga minyak masih dibayangi sentimen yang ciamik. Sebab, OPEC dan Rusia sedang berusaha untuk menyeimbangkan antara permintaan dan suplai.

Memang, dalam beberapa pekan terakhir, stok minyak AS sempat meningkat, namun hal tersebut teratasi dengan adanya permintaan yang cukup tinggi. Sebagai informasi, berdasar data dari EIA, cadangan minyak AS oversupply hingga 9,55 juta barel per hari di bulan September.

"Pasar juga saat ini masih menunggu kebijakan pengetatan minyak dan pembatasan produksi oleh OPEC apakah akan berlanjut atau berhenti di Maret 2018. Ini nantinya  juga dapat memengaruhi pergerakan harga minyak," papar Deddy.

Menurutnya, jika kebijakan pengetatan ini diperpanjang, harga minyak dapat menyentuh level US$ 60 per barel.

"Besok, harga minyak di kisaran US$ 50,40-US$ 51,55 per barel, dan US$ 49,80-US$ 52,00 per barel dalam sepekan," proyeksinya. Sepekan ini ada rilis data cadangan minyak dari API, EIA, dan Baker Hughes sebagai penggerak harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini