Rencana B30 minim sosialisasi ke pengusaha truk



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rencana pemerintah untuk menerapkan solar campuran minyak crude palm oil (CPO) sebesar 30% atau dikenal dengan B30 mulai mendapat sorotan. Rencana penerapan B30 yang saat ini memasuki tahapan ujicoba oleh beberapa merek otomotif tersebut dinilai belum tersosialisasi ke pengguna dari bahan bakar minyak (BBM).

“Pengguna BBM biodiesel terbesar itu adalah pengguna truk dan bus. Kami belum dilibatkan dalam rencana ini,,” kata Kyatmaja Lookman, Wakil ketua Umum Bidang Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) pada Kamis (5/7). Sampai dengan tahapan ujicoba, pihak Aptrindo sama sekali belum mendapatkan informasi apapun dari pemerintah terkait rencana B30.

Menurut Kyaymaja, pihaknya bukan dalam perspektif setuju atau tidak setuju dengan rencana B30 itu. Baginya, pihaknya lebih penting menguji kesiapan dari penerapan B30 tersebut terhadap armada truk yang digunakan saat ini. “Armada truk yang beroperasi saat ini rata-rata usia di bawah 2019 semua, tapi yang di uji Agen Pemegang Merk (APM) justru untuk mobil baru saja. Ini yang menjadi focus kami,” kata Kyatmaja.


Bagi Aptrindo, seharusnya pengujian B30 dilakukan untuk truk yang sedang digunakan, bukan hanya truk baru saja. Sebab, armada yang terbanyak di lapangan adalah armada truk bekas semuanya. Maka itu, Kyatmaja berharap pemerintah segera melibatkan pengusaha truk dan bus dalam program B30.

Kekhawatiran dari Kyatmaja adalah, jika ujicoba untuk B30 untuk kendaraan baru tidak ada masalah, pemerintah lantas sepihak mewajibkannya untuk semua kendaraan pengguna diesel tanpa melakukan pengujian. Jika di kemudian hari ternyata ada yang tidak cocok, maka akan menjadi berita besar. “Jika kami lakukan pengujian mandiri, ternyata mesin truk lama tidak cocok bagaimana? Bisa heboh,” tegas Kyatmaja.

Perlu diketahui, sejumlah APM saat ini sedang melakukan tes terhadap B30. Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, hasil tes yang dilakukan untuk APM yang ikut pengujian rampung pada pertengahan Oktober 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini