KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program bagi-bagi alat penanak nasi elektrik (
rice cooker) masuk ke dalam rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM) di 2023. Namun, wacana ini belum mendapatkan restu dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Rachmat Mardiana, Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika Bappenas mengungkapkan dalam proses penganggaran magic com ini masih diperdebatkan. “Dari sisi Kementerian ESDM mengusulkan penganggaran magic com di 2023 tetapi masih belum diputuskan proses persetujuannya baik itu dari Bappenas dan Menteri Keuangan,” jelas Rachmat dalam Workshop Membangun Narasi Transisi Energi di Jakarta, Senin (30/1).
Baca Juga: Kementerian ESDM Masih Bahas Program Bagi-Bagi Rice Cooker Rachmat menjelaskan, awalnya konsep
clean cooking memang erat diasosiasikan dengan kompor induksi (kompor listrik).
Clean Cooking diharapkan bisa menggantikan ketergantungan pada impor LPG. Menurutnya, jika mau mensubstitusi LPG maka pembanding yang seimbang ialah lewat memasak melalui kompor listrik karena kegiatan ini mengkonsumsi listrik cukup signifikan. “Kompor induksi wattnya kan lumayan. Nah, itu substitusi di pemikiran yang pertama,” terangnya. Sedikit kilas balik, setelah program bagi-bagi kompor listrik dibatalkan pada September 2022, dua bulan berselang muncul usulan membagikan penanak nasi elektrik dari Kementerian ESDM. Wacana pembagian
rice cooker gratis mencuat dalam sebuah forum diskusi publik yang digelar Jumat (25/11). Dalam forum tersebut, Sub Koordinator Fasilitasi Hubungan Komersial Usaha Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Edy Praktiknyo mengungkapkan rencana pemerintah menyalurkan sebanyak 680.000 unit penanak nasi ke masyarakat penerima manfaat. “Tentu acuannya data Kemensos melalui pendanaan APBN,” ujarnya dalam forum diskusi, Jumat (29/11). Menurut rencana, target keluarga penerima manfaat program pembagian
rice cooker bakal menyasar kelompok rumah tangga dengan daya listrik 450 volt ampere (VA) dan 900 VA. Program ini juga dimungkinkan untuk menyasar kelompok rumah tangga di luar kedua kelompok daya tersebut, hanya saja penyalurannya perlu divalidasi terlebih dahulu oleh kepala desa setempat. Harga paket penyaluran
rice cooker direncanakan sebesar Rp 500.000 per keluarga. Dus, dengan asumsi jumlah penerima sebanyak 650.000, maka anggaran yang dibutuhkan untuk program ini bakal mencapai sekitar Rp 340 miliar. Kemudian pada Desember lalu, Menteri ESDM, Arifin Tasrif juga mengakui bahwa pihaknya masih membahas program bagi-bagi
rice cooker dengan kementerian dan lembaga (K/L) lain. “Jadi memang saat ini masih dalam tahap pembahasan. Kan soal anggaran ini tidak cuma kita sendiri, melibatkan beberapa sektor, lintas kementerian dan lembaga, jadi tunggu saja hasilnya,” jelasnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (2/12). Arifin menjelaskan, sebagai gambaran, target penerima program bagi-bagi
rice cooker ini pada prinsipnya untuk masyarakat tidak mampu. Wacana bagi-bagi ini sejatinya juga mendapat dukungan dari Komisi VII DPR RI.
Baca Juga: Sri Mulyani Tanggapi Usulan Proyek Bagi-Bagi Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno mendukung rencana pemerintah membagikan 680.000
rice cooker. Dia menilai wacana bagi-bagi
rice cooker gratis ini berkaitan dengan pengurangan penggunaan elpiji tiga kilogram, sehingga bisa menghemat subsidi Rp52,2 miliar. Distribusinya akan dilakukan Kementerian ESDM.
“Prinsipnya dalam melaksanakan transisi energi menjadi energi bersih berbasis listrik, ini menjadi pertimbangan kami di Komisi VII, apalagi ada unsur penghematan energi,” ujar Eddy. Selain penghematan subsidi elpiji 3 kg, bagi-bagi
rice cooker gratis diklaim bisa menyerap
over supply listrik. “Ini akan ada uji coba dulu, kalau uji coba sebanding maka program ini bisa dilanjutkan,” tutur Eddy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .