MICHIGAN. General Motor Corp (GM) boleh bernapas lega. Pasalnya, Juru Bicara Kongres Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi akhirnya menyetujui rencana penyelamatan terhadap produsen otomotif terbesar di Negeri Paman Sam itu. Dia bilang, GM terlalu besar untuk mengalami kebangkrutan.Di tengah perdebatan anggota Kongres tentang kucuran bantuan terhadap industri otomotif, Pelosi akhirnya tidak mengindahkan pendapat yang menginginkan GM kolaps. Sebaliknya, Pelosi malah mendukung rencana penyelamatan GM. Dia beralasan, domino efek atas kolapsnya GM bisa berakibat fatal sehingga menimbulkan banyaknya karyawan yang kehilangan pekerjaan.Dengan disetujuinya rencana penggelontoran dana talangan (bail out) ini, akan memungkinkan GM untuk terus beroperasi hingga akhir tahun. “Memang, satu dari beberapa perusahaan mobil tersebut terlalu besar untuk kolaps. Semua orang pasti memahaminya. Jika kolaps, akan terjadi resesi yang semakin dalam dan memakan waktu yang lebih lama lagi,” jelas Nariman Behravesh, chief economist HIS Global Insight Inc. Behravesh mengatakan, bangkrutnya GM akan menjadikan tingkat pengangguran AS meroket hingga menyentuh level 9,5%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Berdasarkan data yang dirilis Automotive Trade Policy Council di Washington, ketiga produsen otomotif besar AS itu secara total mempekerjakan sekitar 24.000 karyawan atau 70% dari pekerja di sektor otomotif di Negeri Uwak Sam itu. Sementara itu, Mark Oline credit analyst Fitch Inc berpendapat, jika GM bangkrut, secara otomatis dua perusahaan lain yakni Ford Motor Co dan Chrysler LLC juga akan mengalami hal serupa. Sekadar mengingatkan, GM, Ford dan Chrysler memang menginginkan adanya dana talangan sebesar US$ 50 juta. Dana tersebut ditujukan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan termasuk untuk membayar pensiunan pekerja dan kesehatan. Editor: Barratut Taqiyyah Rafie