WASHINGTON. Sepertinya, belum ada tanda-tanda kesepakatan untuk rencana penggelontoran dana talangan (bailout) industri otomotif Amerika Serikat (AS). Politikus di Negeri Uwak Sam itu sebelumnya sudah mengungkapkan, the Big Three yang terdiri atas General Motor, Ford dan Chrysler, harus memiliki rencana perbaikan kinerja jika mereka menginginkan dana bantuan pemerintah sebesar US$ 25 miliar. Baik pimpinan dari Senat maupun Kongres mengatakan, the Big Three memiliki waktu hingga 2 Desember mendatang untuk membuat rencana tersebut. Pernyataan mereka tersebut dikeluarkan setelah empat senator, perwakilan dari Republik dan Demokrat, mengatakan bahwa mereka sudah menyetujui perjanjian akan bantuan tersebut. Pihak Gedung Putih mengatakan, Presiden George W Bush sudah menyetujui kesepakatan tersebut. Dana bailout tersebut dikabarkan berasal dari pinjaman Departemen Energi AS. “Presiden mendukung adanya kesepakatan ini. Kami mengimbau Kongres untuk mengucurkan dana tersebut secepat mungkin,” jelas Jurubicara Gedung Putih Dana Perino. Namun, Juru Bicara Kongres AS Nancy Pelosi bilang, pihaknya tidak akan mengeluarkan dana bailout sedikit pun tanpa adanya rencana tertulis mengenai transparansi penggunaan dana. “Kalau mereka sudah menunjukkan rencana kerjanya, barulah kami keluarkan uangnya,” jelas Pelosi. Harry Reid, pimpinan Senat kelompok mayoritas mengatakan, para CEO the Big Three harus kompak menunjukkan niatan baik mereka. “Saat ini, para jajaran direksi industri otomotif selama ini belum mampu meyakinkan warga Amerika atau Kongres bahwa ini merupakan bailout terakhir mereka,” tambah Reid. Nantinya, setelah para CEO kembali ke Washington pada 2 Desember mendatang, Kongres akan kembali melakukan voting mengenai rencana bail out tersebut. Permasalahannya, saat ini, waktu semakin mendesak. Para produsen mobil terancam bangkrut. Bahkan GM pernah bilang bahwa perusahaannya akan kehabisan likuiditas pada awal tahun depan. Editor: Barratut Taqiyyah Rafie