Rencana Bakrie Jual Bumi Bisa Terhambat



JAKARTA. Hari ini, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan buka-bukaan soal masalah yang membelitnya. Konglomerasi bisnis Keluarga Aburizal Bakrie itu akan membeberkan penyelesaian utangnya serta penjualan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Tapi jangan terlalu berharap semuanya akan menjadi pasti.  Sebab, manajemen BNBR sendiri juga tak yakin semua rencananya akan berjalan mulus. Satu contoh yang masih gelap adalah rencana penjualan 35% saham Bumi kepada Northstar Pacific senilai US$ 1,3 miliar.

BNBR sendiri melihat ada lima rintangan yang bisa membatalkan transaksi itu. Salah satunya, BNBR bisa gagal menyerahkan saham Bumi sesuai kesepakatan kepada Northstar.


Alasannya, ada kemungkinan, para pemegang repo saham Bumi sudah menjual paksa saham Bumi (forced sell) yang mereka pegang saat terjadi obral besar saham Bumi dalam empat hari perdagangan pekan lalu. Ini mungkin terjadi jika para pemegang repo itu tak sabar menanti pembayaran dari Grup Bakrie. "Dampaknya akan terjadi gagal serah, sehingga BNBR tak menyerahkan saham BUMI sebanyak perjanjian," tulis manajemen BNBR dalam materi paparan publik mereka.

Sayang, manajemen BNBR tak mau banyak bicara soal hal ini. "Perjanjian dengan Northstar bersifat rahasia," elak Direktur BNBR Dileep Srivastava.

Selain nasib transaksi Bumi, para investor juga harus siap menyambut langkah kuda baru Grup Bakrie.  Misalnya, untuk menyelesaikan utang repo saham Bumi yang konon mencapai Rp 6 triliun dan membeli kembali (buy back) 17% saham Bumi di pasar, Grup Bakrie akan memakai medium term notes (MTN) terbitannya. Bumi akan menerbitkan MTN senilai US$ 600 juta. "Bumi akan buy back saham dari investor tidak dengan uang, tapi dengan surat utang ini," kata Direktur Utama Asia Kapitalindo Wim Al Fatih, kemarin. Asia Kapitalindo adalah konsultan rencana ini.

Lantas, Grup Bakrie juga menawarkan untuk membayar utang repo mereka dengan MTN terbitan Bumi itu. "Ini salah satu cara Grup Bakrie menyelesaikan repo," kata Wim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie