Rencana Food Estate di Merauke, Harus dengan Pengumpulan Data yang Benar



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintahan baru disebut-sebut bakal memindahkan proyek lumbung pangan atau food estate dari Kalimantan ke Merauke. Namun, pemindahan ini disoroti, karena perlu analisis dan pengumpulan data yang benar.

Pengamat pertanian Khudori mengatakan, food estate di Merauke ini bukan hal yang baru. Sebab ini juga telah terjadi sejak pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2010 silam.

“Merauke itu bukan hal yang baru, sejak zaman Pak SBY kan dikembangkan ya, ada MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate) tahun 2010, dan itu juga dilanjutkan era Pak Jokowi,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/9).


Khudori mengungkapkan, karakteristik lahan food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan Merauke berbeda. Kalteng memiliki lahan gambut sementara di Merauke lahan rawa pasang surut.

Menurutnya, penanganan lahan tersebut bakal berbeda dari sisi teknologi, tantangannya, hingga perawatannya. Misalnya untuk tanaman pangan, kata Khudori, ini membutuhkan kesuburan, air, hingga ekosistem tertentu.

“Penting bagi pemerintah untuk melakukan ekstensifikasi pengembangan lahan baru, itu dilakukan dengan cara-cara yang benar, di mulai dengan pengumpulan data yang benar, data tanah mulai dari jenis tanahnya apa, genetiknya dan lain-lain,” ungkapnya.

Baca Juga: Prabowo Bakal Pindahkan Food Estate dari Kalimantan ke Merauke, Kenapa?

Khudori menuturkan, berkaca dari food estate di Kalteng, ini dibangun tidak dengan pengumpulan data yang baik, saat itu tim dari Jakarta hanya membawa asumsi di sana cocok untuk pengembangan irigasi.

“Dengan asumsi itu mereka membuat rancangan fisik, ketika sudah dibangun, topografinya nggak cocok, yang terjadi apa? yang mestinya jadi saluran pemasukan air itu jadi saluran pengeluaran gitu, kebalik-balik. Jadi pengumpulan data itu penting,” tuturnya.

Lebih lanjut, Khudori menambahkan, dalam membuka lahan baru dibutuhkan waktu setidaknya 3-5 tahun untuk membentuk ekosistem sawah yang stabil. Menurutnya, dari sekian banyak proyek food estate tingkat keberhasilannya sangat kecil.

“Dari sekian proyek food estate, pembukaan lahan baru dalam luasan yang sangat besar, sampai hari ini tingkat keberhasilannya enggak ada, sangat kecil. Jangan sampai yang sudah banyak dilakukan di 10 tahun lalu itu diulang lagi. Sangat penting untuk melakukan perencanaan dengan cara-cara yang benar,” tandasnya.

Selanjutnya: Harga Pangan, Minggu (29/9): Harga Kedelai, Cabai, Daging Sapi, Telur, Jagung Naik

Menarik Dibaca: Jung Jin Hyeong dan 6 Idol Kpop Ini Tercatat Sudah Menikah Semua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat