KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penawaran umum saham perdana atawa
initial public offering (IPO) di sektor panas bumi masih belum menemukan titik terang. Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yurianto mengungkapkan, pihaknya kini masih mengikuti tahapan yang ada sesuai arahan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Berproses dan sudah bisa ikuti, Kementerian BUMN sudah tetapkan
timeline, target. Kami berproses mengikuti target yang sudah ditetapkan," jelas dia dalam diskusi virtual, Jumat (21/5).
Seperti diketahui, demi memaksimalkan pengembangan panas bumi, Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding panas bumi yang terdiri dari Pertamina Geothermal Energy, PT Geo Dipa Energi dan PT PLN Gas & Geothermal. Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumya, PLN GG telah berkontribusi dalam
counterpart bersama dengan melakukan percepatan pengembangan 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Ungaran, Wilis, Cisolok Sukarame, Kapahiang, Danau Ranau, Gn Geurodong, Atadei, Songa Wayaua, Oka Ile Ange, Gn Sirung, dan Talaga Ranu. Termasuk WKP Eksisting, Tangkuban Perahu, Ulumbu dan Mataloko dengan total potensi mencapai 305 Megawatt (MW). Sedangkan Geo Dipa Energi tercatat 94,5% dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan sisanya dimiliki olehh PLN. Geo Dipa memiliki sejumlah lapangan panas bumi eksisting, yakni Dieng yang mengoperasikan kapasitas 60 MW.
Baca Juga: Bakal kembangkan bisnis green hydrogen, PGE butuh investasi awal hingga US$ 5 juta Rencananya akan ada peningkatan kapasitas sebesar 55 MW melalui proyek Dieng 2 dan 3. Wilayah kerja Dieng sendiri memiliki potensi energi panas bumi sebanyak 400 MW. Lalu, Geo Dipa juga mengoperasikan PLPT Patuha dengan kapasitas 60 MW, dan sedang dikembangkan untuk Unit 2 dan 3 dengan kapasitas 55 MW. Selain itu, Geo Dipa juga memiliki area prospek Cadradimuka di Banjarnegara, Jawa Tengah yang memiliki potensi 80 MWe.
Untuk PGE, dalam lima tahun ke depan berencana untuk menggandakan kapasitas terpasang PLTP dari kapasitas eksisting sebesar 672 MW menjadi sekitar 1.300 MW atau (1,3 GW). Saat ini, PGE mengelola 14 Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 672 MW yang dioperasikan sendiri (
own operation). Selain itu, PGE juga mempunyai 1.205 MW yang dijalankan secara
joint operation contract (JOC). Dalam situs resminya, saham PGE dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dengan 706.204 saham (91,09%) dan PT Pertamina Pedeve Indonesia dengan 69.052 saham (8,91%).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari