KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang cukup fluktuatif dirasa akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia. Pasalnya, kondisi ini pun akan membuat investor menjadi lebih selektif terhadap emiten baru. Menarik lebih jauh, posisi neraca perdagangan dalam negeri masih negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatatkan defisit neraca perdagagan Juli 2018 sebesar US$ 2,03 miliar. Di sisi lain, guna memperkuat yield dalam negeri pun Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga menjadi 5,75%. Kepala Riset Narada Kapital Indonesia mengatakan, kondisi tersebut akan menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang hendak melakukan aksi penawaran umum perdana atau intital public offering (IPO).
Rencana IPO emiten dibayangi kondisi pasar yang fluktuatif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang cukup fluktuatif dirasa akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia. Pasalnya, kondisi ini pun akan membuat investor menjadi lebih selektif terhadap emiten baru. Menarik lebih jauh, posisi neraca perdagangan dalam negeri masih negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatatkan defisit neraca perdagagan Juli 2018 sebesar US$ 2,03 miliar. Di sisi lain, guna memperkuat yield dalam negeri pun Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga menjadi 5,75%. Kepala Riset Narada Kapital Indonesia mengatakan, kondisi tersebut akan menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang hendak melakukan aksi penawaran umum perdana atau intital public offering (IPO).