Rencana IPO emiten dibayangi kondisi pasar yang fluktuatif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar yang cukup fluktuatif dirasa akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia. Pasalnya, kondisi ini pun akan membuat investor menjadi lebih selektif terhadap emiten baru.

Menarik lebih jauh, posisi neraca perdagangan dalam negeri masih negatif. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatatkan defisit neraca perdagagan Juli 2018 sebesar US$ 2,03 miliar. Di sisi lain, guna memperkuat yield dalam negeri pun Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga menjadi 5,75%.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia mengatakan, kondisi tersebut akan menjadikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang hendak melakukan aksi penawaran umum perdana atau intital public offering (IPO).


“Itu tantangan, akan lebih berat meyakinkan investor,” ujar Kiswoyo kepada Kontan, Minggu (30/9).

Terbaru, produsen kapas PT Cottonindo Ariesta Tbk berencana untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada 5 Oktober 2018 dengan harga penawaran saham sebesar Rp 168 per saham.

Rencananya, perusahaan yang berbasis di Bandung ini akan menawarkan sebanyak 32% saham kepada publik atau setara dengan 260 juta saham. Dengan kata lain, perusahaan membidik dana aksi initial public offering (IPO) sebesar Rp 43,68 miliar.

Dana hasil IPO sebesar 75% akan digunakan untuk akuisisi lahan, sementara 25% sisanya untuk belanja modal.

Kiswoyo menambahkan secara umum investor sebenarnya akan melihat posisi margin laba yang ditunjukan dari emiten tersebut. Jika posisi margin laba menunjukan angka optimal, maka emiten tersebut cukup memiliki potensi yang baik kedepannya.

Tentu, penggunaan dana yang digunakan untuk melakukan bisnis itu menjadi patokan bahwa memang emiten tersebut berencana untuk terus berkembang secara size bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti