KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah keterpurukan pasca kekhawatiran pejabat The Fed akan prospek inflasi di kemudian hari, dollar Amerika Serikat (AS) masih berhasil lebih unggul di hadapan mata uang Jepang. Meski sejak pertengahan November terlihat mengalami pelemahan tetapi ia tetap mampu menungguli yen. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (24/11) pasangan USD/JPY tercatat menguat 0,28% ke level 111,53. "Bagaimanapun rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember tetap menyokong USD," ujar Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures kepada Kontan akhir pekan lalu. Walaupun sebenarnya greenback masih diliputi beberapa sentimen negatif yang menyelimuti pergerakannya. Kekhawatiran The Fed akan nasib inflasi pasca kenaikan suku bunga Desember, ketidakjelasan reformasi pajak hingga memburuknya beberapa data ekonomi menjadi penyebab tergerusnya penguatan pasangan USD/JPY sepekan terakhir. Sementara dari Jepang sendiri, sajian data ekonomi yang positif juga masih belum mampu mengembalikan pamor yen. Menurut Wahyu data PMI sektor manufaktur bulan Oktober tercatat tumbuh dari 52,8 ke level 53,8 tidak berpengaruh siginfikan bagi pergerakan pasangan USD/JPY. "Untuk Senin (27/11) ada kemungkinan akan rebound," imbuhnya. Secara teknikal saat ini sebagian besar indikator juga mengisyaratkan pelemahan. Harga telah berada dibawah garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengindikasikan pelemahan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih berada di area negatif. Kemudian indikator relative strength index (RSI) berada di level 35,84 dan stochastic di level 5,48. Rekomendasi: buy on weakness support: 110,50 - 110,20 - 109,70 resistance: 112,20 - 112,50 - 112,80
Rencana kenaikan suku bunga Fed untungkan dollar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah keterpurukan pasca kekhawatiran pejabat The Fed akan prospek inflasi di kemudian hari, dollar Amerika Serikat (AS) masih berhasil lebih unggul di hadapan mata uang Jepang. Meski sejak pertengahan November terlihat mengalami pelemahan tetapi ia tetap mampu menungguli yen. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (24/11) pasangan USD/JPY tercatat menguat 0,28% ke level 111,53. "Bagaimanapun rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember tetap menyokong USD," ujar Wahyu Tribowo Laksono, Analis PT Central Capital Futures kepada Kontan akhir pekan lalu. Walaupun sebenarnya greenback masih diliputi beberapa sentimen negatif yang menyelimuti pergerakannya. Kekhawatiran The Fed akan nasib inflasi pasca kenaikan suku bunga Desember, ketidakjelasan reformasi pajak hingga memburuknya beberapa data ekonomi menjadi penyebab tergerusnya penguatan pasangan USD/JPY sepekan terakhir. Sementara dari Jepang sendiri, sajian data ekonomi yang positif juga masih belum mampu mengembalikan pamor yen. Menurut Wahyu data PMI sektor manufaktur bulan Oktober tercatat tumbuh dari 52,8 ke level 53,8 tidak berpengaruh siginfikan bagi pergerakan pasangan USD/JPY. "Untuk Senin (27/11) ada kemungkinan akan rebound," imbuhnya. Secara teknikal saat ini sebagian besar indikator juga mengisyaratkan pelemahan. Harga telah berada dibawah garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengindikasikan pelemahan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih berada di area negatif. Kemudian indikator relative strength index (RSI) berada di level 35,84 dan stochastic di level 5,48. Rekomendasi: buy on weakness support: 110,50 - 110,20 - 109,70 resistance: 112,20 - 112,50 - 112,80