JAKARTA. Pemerintah membantah telah menyetujui proses akuisisi antara PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Menurut Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, pemerintah masih menunggu rekomendasi dari Kemengterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat ini, BUMN dan masing-masing pihak dari perusahaan masih belum tuntas melakukan pembahasan. Bambang yang juga sebagai Komisaris PT Pertamina bilang, setidaknya ada dua opsi yang nantinya disampaikan untuk disetujui pemerintah. “Opsinya bisa Pertamina-PGN (dimerger) atau status quo,” ujar Bambang, Jumat (17/1) di Jakarta. Artinya, proses penggabungan usaha tersebut masih belum jelas, apakah akan dilakukan merger, akuisisi atau tidak jadi dilakukan penggabungan. Menurutnya, pemerintah akan memilih opsi terbaik yang diajukan. Meski demikian, Bambang menjelaskan, harus ada jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh Pertamina dan PGN. Di satu sisi, PGN diharapkan bisa masuk ke sektor hulu industri gas. Padahal, selama ini PGN kesulitan untuk masuk ke sana. Sementara Pertamina sudah menguasai industri hilir minyak dan gas bumi. Dengan demikian penggabungan usaha dinilai akan menjadi solusi atas permasalahan tersebut.
Rencana merger Pertamina dan PGN bisa status quo
JAKARTA. Pemerintah membantah telah menyetujui proses akuisisi antara PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Menurut Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, pemerintah masih menunggu rekomendasi dari Kemengterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Saat ini, BUMN dan masing-masing pihak dari perusahaan masih belum tuntas melakukan pembahasan. Bambang yang juga sebagai Komisaris PT Pertamina bilang, setidaknya ada dua opsi yang nantinya disampaikan untuk disetujui pemerintah. “Opsinya bisa Pertamina-PGN (dimerger) atau status quo,” ujar Bambang, Jumat (17/1) di Jakarta. Artinya, proses penggabungan usaha tersebut masih belum jelas, apakah akan dilakukan merger, akuisisi atau tidak jadi dilakukan penggabungan. Menurutnya, pemerintah akan memilih opsi terbaik yang diajukan. Meski demikian, Bambang menjelaskan, harus ada jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh Pertamina dan PGN. Di satu sisi, PGN diharapkan bisa masuk ke sektor hulu industri gas. Padahal, selama ini PGN kesulitan untuk masuk ke sana. Sementara Pertamina sudah menguasai industri hilir minyak dan gas bumi. Dengan demikian penggabungan usaha dinilai akan menjadi solusi atas permasalahan tersebut.