Rencana Pemberian Insentif Mobil Hybrid Kurang Optimalkan Turunkan Emisi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Beragam cara pemerintah lakukan untuk bisa mengejar target net zero emission di tahun 2060 nanti. Salah satunya adalah pemberian insentif di industri otomotif.

Setelah pemberian insentif ke kendaraan listrik, pemerintah berencana memberikan insentif serupa ke kendaraan hybrid. Ini adalah kendaraan yang memadukan sumber energi fosil dan listrik.

Terlebih diolah dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan mobil hybrid di periode Mei 2024 sudah tembus 3.960 unit. Pencapaian ini tumbuh hingga 41,08% dari penjualan April 2024 yang mencapai 2.807 unit.


Baca Juga: Penjualan Kendaraan Listrik di Asia Tenggara Meningkat

Namun penjualan mobil listrik justru masih belum sekencang mobil hybrid. Dari data Gaikindo, penjualan mobil listrik di Mei 2024 hanya sebanyak 1.984 unit saja. Angka ini naik 8,59% saja dari penjualan mobil listrik periode April 2024 yang tercatat 1.827 unit. Sedangkan dari Januari sampai Mei, total penjualan mobil listrik mencapai 9.729 unit.

Pengamat Politik dan Kebijakan Negara dari FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah dalam keterangan, Senin (24/6), berpendapat rencana pemberian insentif ke kendaraan hybrid tidak efektif dalam mengejar target emisi nol pada 2060 nanti.

Menurutnya, pemberian insentif tersebut hanya punya manfaat jangka pendek, yakni hanya mengurangi emisi saja.

Dan anggaran yang ada, katanya, bisa dioptimalkan untuk pengembangan kendaran listrik, yang tidak lagi bergantung ke energi fosil.

“Dan ini bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang lebih besar bagi Indonesia,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon