KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Rencana pengembangan mata uang digital tengah bergerak di dunia saat ini. Terbaru, Bank Sentral Australia tengah mempertimbangkan meluncurkan mata uang digital, disamping menyusun regulasi di pasar kripto. Langkah itu ditujukan untuk merombak sistem pembayaran. Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan, pemerintah akan merancang versi digital mata uang negara itu yang akan dapat diakses secara universal. Pada saat yang sama, ia akan mempertimbangkan kerangka lisensi yang akan memungkinkan transaksi kripto dalam lingkungan yang diatur. Saran dari industri untuk kedua hal tersebut ditargetkan bisa dimulai pada tahun 2022.
“Jika kita tidak mereformasi kerangka kerja saat ini, Lembah Silikon yang menentukan masa depan sistem pembayaran kita. Ini adalah perubahan signifikan yang harus kita hadapi.” kata Frydenberg seperti dikutip
Bloomberg, Rabu (8/12). Reserve Bank of Australia (RBA) dan beberapa rekan global terbesarnya mencoba untuk berdamai dengan teknologi pembayaran baru yang dipelopori oleh raksasa teknologi termasuk China Ant Group Co. Selain itu, proyek Diem Meta Platforms Inc sedang membangun jaringan pembayaran global yang dapat melayani stablecoinnya sendiri, aset digital yang mencoba mematok nilainya ke sesuatu seperti dolar AS atau mata uang digital bank sentral.
Baca Juga: BI sebut pentingnya pembahasan kembali mata uang digital saat presidensi G20 Pertumbuhan pesat cryptocurrency yang berbeda dari cryptocurrency yang dikeluarkan oleh bank sentral merupakan ancaman potensial bagi rezim moneter dan menambah urgensi pada perdebatan tentang penanganan transfer uang lintas batas. Lebih dari 800.000 orang Australia telah melakukan transaksi dengan aset digital sejak 2018. Reformasi yang diusulkan pemerintah merupakan tanggapan atas tiga tinjauan terpisah tentang sistem pembayaran negara dan perkembangan serupa di Inggris Raya, Singapura, dan Kanada. Australia telah menjadi bagian dari eksperimen Bank for International Settlements tentang penggunaan mata uang digital bank sentral yang bertujuan untuk menciptakan platform pembayaran global yang lebih efisien. Sebelumnya, Jepang juga mengumumkan akan mengujicoba mata uang digital baru pada awal 2022 yang akan melibatkan sejumlah perbankan top di negara tersebut dan sekitar 70 perusahaan lainnya.
Langkah tersebut dijalankan oleh Forum Mata Uang Digital, yang anggotanya termasuk beberapa bank besar seperti MUFG Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corp. dan Mizuho Bank, serta Japan Post Bank dan Nippon Telegraph & Telephone group. Uji coba mata uang digital ini akan fokus pada kelayakannya untuk transaksi bisnis, seperti pembayaran dalam jumlah besar antar perusahaan. Rencananya, mata uang digital ini bisa segera diluncurkan setelah paruh kedua tahun 2022. Bank Sentral Singapura juga menjajaki penyusunan mata uang digital meski masih meyakini uang tunai masih akan bertahan lama. Managing Director Otoritas Moneter Singapura Ravi Menon meyakini manfaat memiliki mata uang digital tetapi hal itu tidak cukup menjanjikan.
Baca Juga: Inilah 2 kripto yang siap meroket dalam jangka panjang, bukan Bitcoin dan Ethereum Editor: Khomarul Hidayat