Rencana pertemuan Trump-Putin, delegasi AS ke Rusia



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini untuk membahas kemungkinan pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin. Rencana perjalanan Bolton ini diungkapkan oleh Gedung Putih dan Kremlin pada hari Kamis (21/6).

Mengutip Wall Street Journal, Kamis (21/6), juru bicara National Security Council (NSC), Garrett Marquis, mengonfirmasi rencana tersebut dalam sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Bolton akan melakukan perjalanan dari 25 Juni hingga 27 Juni dengan tujuan London dan Roma, kemudian melanjutkan perjalanan ke Moskow untuk membahas pertemuan puncak potensial.

Bolton akan menjadi salah satu pejabat tertinggi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengunjungi Moskow, setelah mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson berkunjung tahun lalu.


The Wall Street Journal melaporkan bulan ini bahwa Gedung Putih telah memulai persiapan awal untuk pertemuan puncak Trump-Putin. Putin juga telah melobi para pemimpin Eropa untuk membantu membantu menetapkan tanggal konkret dengan Gedung Putih.

Satu kemungkinan untuk KTT adalah selama perjalanan Trump yang direncanakan ke Eropa pada bulan Juli untuk pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Perjanjian Atlantik Utara. Baik pejabat AS maupun Rusia tidak akan mengonfirmasi apakah waktu tersebut sedang dipertimbangkan. Trump pada bulan Juli juga berencana untuk mengunjungi London.

Meskipun hubungan antara AS dan Rusia sering terlihat tegang, Trump sering menyatakan minat untuk bekerja dengan Putin mengenai berbagai krisis internasional, khususnya Suriah. Trump bulan ini menyarankan bahwa Rusia harus diizinkan kembali ke Kelompok Tujuh negara industri atau G-7 dan mengatakan bahwa dimasukannya Rusia kembali G-7 akan lebih baik untuk perdamaian dunia.

Namun, dorongan Trump untuk bekerja dengan Tuan Putin telah dirintangi oleh penyelidikan berkelanjutan terhadap kontak yang mungkin dimiliki oleh rekan kampanye Trump dengan para pejabat Rusia.

Sejak pelantikannya, Trump diserang oleh tuduhan bahwa campur tangan Rusia dengan proses pemilihan AS pada tahun 2016 membantunya mengamankan kemenangan. Trump sendiri telah membantah hubungan dengan Rusia atau pengetahuan tentang koordinasi kampanye dengan Moskow.

Editor: Yudho Winarto