Rencana Prabowo-Hatta segarkan pembiayaan mikro



JAKARTA. Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, menjanjikan pembangunan Bank Koperasi, lembaga pengelola dana bergulir dan lembaga tabungan haji. Pembentukan bank ini bertujuan untuk memecahkan persoalan kesulitan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) mencari dana untuk memanjukan usaha mereka.Sementara lembaga pengelola dana bergulir dan lembaga tabungan haji dijadikan sebagai sarana untuk mempermudah para calon haji untuk naik haji. Dengan adanya lembaga ini, Prabowo-Hatta optimis, para calon haji tidak usaha lagi menjual aset milik mereka seperti sawah, ternak dan rumah hanya untuk naik haji.Hal itu dikatakan Prabowo saat berdialong dengan anggota Kamar Dagang Indonesia (Kadin) di Djakarta Teater, Jumat malam (20/6). "Lembaga tabungan haji ini diharapkan bisa mengelola dana besar sehingga calon haji tidak usaha jual aset lagi bila naik haji," tutur Prabowo.Selain itu, lembaga tabungan haji ini, bisa dimanfaatkan untuk proyek pendaan pembangunan infrastruktur di Indonesia yang selama 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengalami kemajuan signifikan. Mantan Danjen Kopassus ini bilang, dana haji Indonesia itu cukup besar tiap tahunnya, karena merupakan pengirim calon haji terbesar di dunia tiap tahun ke Arab Saudi.Dari catatan Prabowo ada sebanyak 200.000 calon haji yang tiap tahun dikirim pemerintah naik haji. Sementara agar mereka bisa naik haji, mereka harus menunggu selama 7 tahun hingga 10 tahun. Nah selama waktu itu, mereka bisa menabung dulu lewat lembaga pengelola dana haji ini. Itulah sebabnya, tidak perlu lagi menjual aset milik mereka agar bisa naik haji.Sebelumnya, dalam visi dan misinya, pasangan ini juga berjanji akan membentuk Bank Tani dan Nelayan bila berkuasa. Bank ini diharapkan mempermudah para pelayan dan petani untuk mengembankan usaha mereka karena dipermudah dalam segi administrasi. Namun banyak pengamat meragukan pembangunan Bank tani ini bisa berjalan optimal karena di negara-negar Amerika Latin, hal yang sama telah dilakukan dan banyak bank yang bankrut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia