KONTAN.CO.ID - Jakarta. Rencana vaksin Covid-19 berbayar atau tidak gratis kembali mencuat. Kali ini, rencana vaksin Covid-19 berbayar atau tidak gratis itu untuk vaksin booster. Rencana vaksin Covid-19 booster ini menimbulkan kontroversi. Pasalnya, pelaksanaan vaksinasi nasional masih jauh dari target. Pemerintah memasang target penerima vaksin Covid-19 sebanyak 208.265.720 orang. Hingga 14 September 2021, jumlah penerima vaksin Covid-19 dosis pertama men capai 74.257.515 jiwa.
Lalu penerima vaksin Covid-19 dosis kedua sebanyak 42.565.331 orang. Sedangkan vaksin Covid-19 dosis ketiga / booster untuk tenaga kesehatan sebanyak 797.574 orang. Rencana vaksin Covid-19 booster berbayar atau tidak gratis tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan rencana vaksin Covid-19 booster berbayar atau tidak gratis dalam rapat dengan Komisi IX DPR yang digelar pada Senin (13/9/2021). Kemenkes berencana melaksanakan vaksin Covid-19 booster berbayar atau tidak gratis pada 2022. "Orang-orang bisa memilih vaksinnya apa, secara sama seperti beli obat di apotek, jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin apa," ujar Budi dalam rapat tersebut. Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (13/9/2021), Budi mengatakan bahwa jenis vaksin Covid-19 berbayar yang bakal digunakan pada program vaksinasi booster ini ditentukan dari jenis vaksin yang sudah mendapatkan emergency use authotenticaly (EUA) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Baca juga
: Akan vaksinasi? ini persiapan yang perlu dilakukan sebelum suntik vaksin Covid-19 Target vaksin Covid-19 booster berbayar Selain itu, Budi memaparkan ada 93,7 juta orang yang ditargetkan dalam skema vaksin Covid-19 booster berbayar tersebut. Ia menambahkan, pemerintah tetap menjamin vaksinasi booster yang biasanya ditanggung oleh APBN bagi masyarakat yang tergolong sebagai penerima bantuan iuran (PBI). Vaksinasi yang biayanya ditanggung oleh APBN juga akan diberikan kepada anak-anak yang baru menginjak usia 12 tahun. Untuk vaksinasi anak di bawah 12 tahun belum ada pengumuman lebih lanjut. "Kita juga akan menyuntikkan anak-anak yang masuk ke umur 12 tahun, itu ada 4,4 juta. Nah itu disuntiknya dua kali, itu yang dibayari oleh negara, APBN," jelas Budi. PBPU III gratis vaksinasi Tak hanya itu, pemerintah bakal mengalokasikan dana untuk vaksinasi bagi masyarakat yang termasuk pekerja bukan penerima upah kelas III (PBPU III) yang selama ini dibayar oleh pemerintah daerah. "Nanti juga akan kita alokasikan dana bagi Pemda untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga untuk itu," imbuh dia. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, saat ini pihaknya masih menggodok rencana vaksin Covid-19 booster berbayar itu. Ia menambahkan, vaksin Merah Putih masuk dalam program vaksin Covid-19 booster 2022 berbayar. "Ini masih sangat dinamis dan masih terus difinalkan, termasuk harga dan jenis vaksinnya. Tapi, yang pasti termasuk juga vaksin Merah Putih," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Vaksin Covid-19 booster di negara lain
Vaksin Covid-19 booster di Indonesia ini meniru kebijakan negara lain. Sejumlah negara telah merencanakan vaksin Covid-19 booster demi meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus corona. Seperti diketahui, antibodi yang dihasilkan pasca penyuntikan vaksin Covid-19 dosis kedua berkurang pasca enam bulan. Walaupun sebenarnya WHO mengecam pelaksanaan vaksin Covid-19 booster. WHO menginginkan pemerataan vaksin Covid-19 bagi seluruh negara sebelum pelaksanaan vaksinasi booster. Berikut negara yang akan melangsungkan vaksin Covid-19 booster 1. Vaksin Covid-19 booster di Singapura Mengikuti langkah sejumlah negara, Singapura mengumumkan rencana pemberian booster vaksin Covid-19 untuk menghadapi wabah baru yang didorong oleh varian Delta. Menurut para pejabat terkait pada Jumat (3/9/2021), hal ini dilakukan karena kasus Covid-19 di Singapura masih meningkat meskipun tingkat vaksinasi juga tinggi. Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan bahwa komite ahli telah merekomendasikan dosis ketiga untuk orang berusia 60 tahun ke atas dan yang memiliki sistem kekebalan lemah. 2. Vaksin Covid-19 booster di Thailand Pada bulan Juli silam, Thailand menjadi negara pertama di dunia yang mencampur vaksin buatan China dan vaksin yang dikembangkan Barat. Ini dilakukan menyusul lonjakan angka kasus dan kematian saat pemerintah mereka berjuang mengamankan pasokan vaksin. Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan vaksin Covid-19 Sinovac yang diikuti oleh AstraZeneca menunjukkan tanda aman. Selain itu, kombinasi vaksin berhasil meningkatkan kekebalan di antara 1,5 juta warga pertama yang menerimanya. 3. Vaksin Covid-19 booster di Amerika Serikat Presiden AS Joe Biden mendiskusikan dengan pakar penyakit menular pemerintah, Dr Anthony Fauci untuk mempercepat jangka waktu suntik booster vaksin Covid-18 dari yang sebelumnya 8 bulan sekali. Bahkan pada Jumat (27/8/2021), Biden sedang mempertimbangkan untuk mensyaratkan penggunaan suntikan booster vaksin Covid-19 menjadi lebih cepat, yakni setiap 5 bulan sekali. Suntikan booster vaksin Covid-19 untuk orang Amerika akan dimulai pada 20 September, sambil menunggu persetujuan dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan komite ahli luar CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit).
Itulah rencana vaksin Covid-19 booster di Indonesia. Semoga, sebelum vaksin Covid-19 terlaksana, pelaksanaan vaksinasi nasional sudah merata di seluruh warga Indonesia. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Pernyataan Menkes soal Vaksin Booster Berbayar Tahun Depan", Penulis : Retia Kartika Dewi Editor : Rendika Ferri Kurniawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto