Rendemen turun, petani tebu minta HPP gula naik



JAKARTA. Petani tebu meminta Kementerian Perdagangan (Kemdag) merevisi penetapan Harga Patokan Petani (HPP) gula tahun ini. Perubahan HPP tersebut perlu dilakukan karena rendemen tebu pada musim giling tahun ini dibawah perhitungan yang ditetapkan yakni 8,07%.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, hingga saat ini rendemen tebu rakyat hanya mencapai 6% hingga 7%. "Rendemen turun, seharusnya HPP dinaikkan," kata Soemitro, belum lama ini.

Harga lelang gula yang terjadi sepanjang musim giling tahun ini jauh dibawah tahun lalu. Saat ini harga lelang tebu rakyat hanya dihargai Rp 8.300 per kilogram (kg). Namun, dengan harga yang terbentuk tersebut petani membatalkannya.


Menurut perhitungan Soemitro, seharusnya dengan rendemen tebu saat ini HPP gula yang ditetapkan setidaknya Rp 9.500 per kg. Proyeksi rendemen tebu yang terjadi saat ini tersebut sebenarnya telah sesuai dengan perhitungan dari tim independen yang berasal dari kalangan perguruan tinggi atau akademisi.

Hingga akhir musim giling tebu, Soemitro memproyeksikan harga lelang tebu tidak akan melebihi Rp 10.000 per kg. Padahal, menurut catatan Soemitro dua tahun terakhir harga lelang sempat menyentuh Rp 11.800 per kg, dengan harga terendah Rp 9.500 per kg.

Sulit terkereknya harga lelang gula tersebut tidak lain disebabkan oleh masih banyaknya stok di gudang-gudang pabrik gula (PG). Meski tidak merinci, hingga saat ini stok gula dari tahun lalu masih mencapai 300.000 ton-400.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa