JAKARTA. Renegosiasi kontrak antara pemerintah dengan perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) masih terus berlangsung. Sampai sekarang, masih ada 12 PKP2B yang belum bersedia menggelar penandatanganan memorandum of understanding (MoU) amandemen kontrak. Nah, perusahaan yang paling sulit diajak renegosiasi dan masih enggan menganggukkan kepala untuk mengubah isi kontraknya yaitu BHP Billiton Ltd. Perusahaan yang bermarkas di Australia ini memiliki tujuh anak usaha PKP2B. "BHP Billiton belum selesai renegosiasinya. Karena mereka menginginkan divestasi 40% saham sedangkan kami tetap menginginkan 51%," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ketika jumpa pers di kantornya, Selasa (6/1).
Renegosiasi kontrak BHP Biliton paling alot
JAKARTA. Renegosiasi kontrak antara pemerintah dengan perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) masih terus berlangsung. Sampai sekarang, masih ada 12 PKP2B yang belum bersedia menggelar penandatanganan memorandum of understanding (MoU) amandemen kontrak. Nah, perusahaan yang paling sulit diajak renegosiasi dan masih enggan menganggukkan kepala untuk mengubah isi kontraknya yaitu BHP Billiton Ltd. Perusahaan yang bermarkas di Australia ini memiliki tujuh anak usaha PKP2B. "BHP Billiton belum selesai renegosiasinya. Karena mereka menginginkan divestasi 40% saham sedangkan kami tetap menginginkan 51%," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ketika jumpa pers di kantornya, Selasa (6/1).