Renny Eka: Rupiah melemah sampai akhir tahun



JAKARTA. Pelemahan rupiah yang terjadi dalam sebulan belakangan ini sudah cukup mengkhawatirkan. Bahkan kemarin, USD/IDR di pasar spot ditutup di 11.445. Bahkan secara intraday, USD/IDR berada di level tertinggi 11.451. Ini merupakan level terendah bagi rupiah sejak 2009.

Rupiah mungkin masih akan melemah dalam satu sampai dua bulan mendatang. Ada beberapa alasan yang membuat rupiah terus melemah. Pertama, membengkaknya defisit neraca perdagangan dalam negeri dalam beberapa bulan mendatang. Ini menjadi faktor utama yang memicu pelemahan rupiah.

Kedua, laju tingkat inflasi yang masih tinggi. Ini adalah akibat dari kenaikan harga BBM. Sehingga inflasi masih akan terus tinggi sampai September. Ketiga, ekonomi China dan Eropa sudah tidak memberikan sentimen positif bagi rupiah. Dan terakhir, rencana pemangkasan stimulus moneter Amerika Serikat yang rencananya akan dilaksanakan tahun ini.


Namun, pelemahan rupiah beberapa waktu ke depan tidak akan terlalu besar. Paling tidak dengan kondisi ekonomi kita yang seperti sekarang ini pelemahan hanya akan mentok di 11.500. Itu pun hanya akan terjadi pada sebulan sampai dua bulan ke depan. Rupiah bisa juga melemah sampai 11.800 bila The Fed mengurangi stimulus moneter lebih dari 50%.

Namun, setelah itu, rupiah akan kembali rebound. Karena, Bank Indonesia pasti tidak akan membiarkan pelemahan tajam rupiah berlangsung terus menerus. Mereka pasti akan melakukan intervensi sebagaimana mereka telah lakukan selama ini agar gejolak terjadi di pasar tidak semakin menjadi dan memicu arus modal keluar.

Pemerintah juga harus berupaya kembali menekan defisit neraca perdagangan dan inflasi yang dihadapi beberapa bulan terakhir. Tekanan inflasi selama ini mungkin akan mereda di akhir tahun ini. Jika kondisi tersebut benar terjadi, rupiah bisa kembali menguat. Sehingga, pada akhir tahun ini pasangan USD/IDR bisa kembali bertengger di level 10.800. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana