JAKARTA. Pengelola hotel selalu punya cara agar bisa bersaing menghadapi persaingan yang ketat. Hotel Ciputra misalnya, merenovasi kamar dan ruangannya agar tetap diminati pengunjung. Hotel Ciputra sudah melakukan renovasi sejak 2009 silam.Endi Febriana Herlambang, Eksekutif Humas Hotel Ciputra mengatakan, hingga kini renovasi sudah rampung 80%. Dia menjelaskan, pertama-tama Hotel Ciputra lebih dulu merenovasi lantai 16 dan 17 yang dikenal dengan executive floor.Renovasi tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga sampai tiga setengah bulan setiap lantai. Kemudian disusul dengan renovasi lantai 10, 11, 14, dan 15 yang dikenal dengan deluxe room dan superdeluxe room. Meski melakukan renovasi, Endi memastikan tidak akan menaikkan tarif yang saat ini mulai Rp 860.000 per malam. “Harga sama, sementara fasilitas dan design berbeda,” ujar Endi KONTAN pekan lalu. Hotel Ciputra memperkirakan renovasi kamar deluxe dan superdeluxe rampung pertengahan tahun nanti. Selain itu, saat ini Hotel Ciputra pun tengah merenovasi lantai 9 dan 12. Bulan depan, giliran The Galeri Restoran yang akan direnovasi. Riza Soemadipradja, Manajer Asisten Eksekutif Hotel Ciputra menambahkan, setelah beroperasi 17 tahun, sudah saatnya Hotel Ciputra merenovasi bangunannya. "Selain pembaharuan fasilitas, renovasi bertujuan agar bisa bersaing dengan hotel-hotel yg baru berdiri,” imbuhnya. Dengan renovasi, Hotel Ciputra berharap bisa menggaet segmen perusahaan dan perbankan lebih banyak lagi. Saat ini Hotel Ciputra memiliki 328 kamar. Pasca renovasi, total kamar di Hotel Ciputra diprediksi akan mencapai 333 kamar. Selain merenovasi bangunan, hotel yang dikelola oleh Swiss-Belhotel International itu juga melakukan pemesanan online dan pembagian katalog untuk menggaet pengunjung.Menurut Carla Parengkuan, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), prospek bisnis hotel tetap cerah. Maka wajar saja bila pengelola hotel merenovasi bangunan agar dapat bersaing. "Rata-rata okupansi hotel di Jakarta selama tahun 2010 sebesar 65%, atau naik 0,5% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 60%," kata Carla.Adapun hotel yang menjadi tren saat ini adalah hotel bintang tiga dan bintang dua. Hotel yang lebih beken dengan sebutan hotel bujet ini memiliki fasilitas nyaman, sesuai kebutuhan, serta harga terjangkau. Hotel bujet ini menargetkan pasarnya pada segmen eksekutif yang melakukan perjalanan bisnis.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Renovasi Hotel Ciputra sudah 80% rampung
JAKARTA. Pengelola hotel selalu punya cara agar bisa bersaing menghadapi persaingan yang ketat. Hotel Ciputra misalnya, merenovasi kamar dan ruangannya agar tetap diminati pengunjung. Hotel Ciputra sudah melakukan renovasi sejak 2009 silam.Endi Febriana Herlambang, Eksekutif Humas Hotel Ciputra mengatakan, hingga kini renovasi sudah rampung 80%. Dia menjelaskan, pertama-tama Hotel Ciputra lebih dulu merenovasi lantai 16 dan 17 yang dikenal dengan executive floor.Renovasi tersebut membutuhkan waktu sekitar tiga sampai tiga setengah bulan setiap lantai. Kemudian disusul dengan renovasi lantai 10, 11, 14, dan 15 yang dikenal dengan deluxe room dan superdeluxe room. Meski melakukan renovasi, Endi memastikan tidak akan menaikkan tarif yang saat ini mulai Rp 860.000 per malam. “Harga sama, sementara fasilitas dan design berbeda,” ujar Endi KONTAN pekan lalu. Hotel Ciputra memperkirakan renovasi kamar deluxe dan superdeluxe rampung pertengahan tahun nanti. Selain itu, saat ini Hotel Ciputra pun tengah merenovasi lantai 9 dan 12. Bulan depan, giliran The Galeri Restoran yang akan direnovasi. Riza Soemadipradja, Manajer Asisten Eksekutif Hotel Ciputra menambahkan, setelah beroperasi 17 tahun, sudah saatnya Hotel Ciputra merenovasi bangunannya. "Selain pembaharuan fasilitas, renovasi bertujuan agar bisa bersaing dengan hotel-hotel yg baru berdiri,” imbuhnya. Dengan renovasi, Hotel Ciputra berharap bisa menggaet segmen perusahaan dan perbankan lebih banyak lagi. Saat ini Hotel Ciputra memiliki 328 kamar. Pasca renovasi, total kamar di Hotel Ciputra diprediksi akan mencapai 333 kamar. Selain merenovasi bangunan, hotel yang dikelola oleh Swiss-Belhotel International itu juga melakukan pemesanan online dan pembagian katalog untuk menggaet pengunjung.Menurut Carla Parengkuan, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), prospek bisnis hotel tetap cerah. Maka wajar saja bila pengelola hotel merenovasi bangunan agar dapat bersaing. "Rata-rata okupansi hotel di Jakarta selama tahun 2010 sebesar 65%, atau naik 0,5% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 60%," kata Carla.Adapun hotel yang menjadi tren saat ini adalah hotel bintang tiga dan bintang dua. Hotel yang lebih beken dengan sebutan hotel bujet ini memiliki fasilitas nyaman, sesuai kebutuhan, serta harga terjangkau. Hotel bujet ini menargetkan pasarnya pada segmen eksekutif yang melakukan perjalanan bisnis.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News