Rentan pergerakan sempit, rupiah ke Rp 13.170



JAKARTA. Meski tertatih dan dibayangi katalis negatif dari global, rupiah berhasil jaga penguatannya terhadap USD.

Di pasar spot, Senin (18/4) valuasi rupiah menguat tipis 0,06% ke level Rp 13.170 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai rupiah terkikis 0,29% di level Rp 13.204 per dollar AS.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata mengatakan saat ini terjadi tarik menarik sentimen sehingga pergerakan rupiah cenderung sempit. Adapun katalis positif yang mendukung rupiah masih datang dari sentimen domestik.


Imbas dari keputusan Bank Indonesia untuk menerapkan skema suku bunga berbasis seven days repurchase agreement akhir pekan lalu. “Ini diharapkan pasar bisa efektif untuk kebijakan moneter Indonesia,” ujar Josua.

Sementara dari sisi eksternal, amunisi bagi rupiah untuk melaju datang dari koreksi yang masih diderita oleh USD. Hal ini terjadi pasca semakin meningkatnya pesimisme pelaku pasar akan outlook ekonomi The Fed ke depannya.

Setelah sajian data ekonomi AS beberapa waktu terakhir terus negatif, pasar kini menanti sinyal lanjutan dari pidato William Dudley, Gubernur The Fed negara bagian New York Senin (18/4) malam. “Faktor ini akan menjadi penentu pergerakan rupiah Selasa (19/4),” duga Josua.

Apabila Dudley memberi sinyal dovish maka laju rupiah terjaga di tengah pelemahan USD. Sinyal lain yang harus diperhatikan adalah pergerakan harga minyak mentah dunia. Kalau masih turun terus, rupiah bukan tidak mungkin akan melemah.

Karena beban dari koreksi harga minyak cukup besar pengaruhnya. "Rentang pergerakan sangat sempit," ujar Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto