Renyah laba bisnis camilan fillet ayam krispi



JAKARTA. Berbagai kreasi makanan kecil atau snack masih menarik dijadikan peluang bisnis. Bukan hanya cemilan asli Indonesia, tetapi sekarang ini, banyak juga makanan  hasil adaptasi dari luar negeri. Salah satu yang sedang berkembang di Semarang, yaitu Zihlin Taiwan Street Snack.Zihlin didirikan pertengahan Juli 2013 oleh Nurhadi di bawah bendera usaha San Food Indonesia. Asal tahu saja, San Food membawahi sejumlah kemitraan lain, seperti My Crepes dan Starra Pizza. "Kami baru punya satu gerai Zihlin milik pusat di Semarang, dan tawaran kemitraan dibuka sejak November tahun ini," ujar Nurhadi.Ia menjelaskan, Zihlin merupakan produk cemilan yang ia adaptasi dari cemilan Taiwan. Zihlin merupakan produk ayam fillet tepung crispy yang dipotong berbentuk dadu. Potongan itu lalu ditusuk pada tusukan sate dan diberi aneka rasa bumbu. Selain ayam crispy, pilihan bahan baku lainnya adalah tempura, sosis, dan tahu.Untuk bumbunya, Zihlin menyajikan tiga rasa, yakni pedas, teriyaki dan barbeque. Satu porsi Zihlin seberat 200 gram dijual seharga Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Anda tertarik menjajal peruntungan di bisnis cemilan ini? Nurhadi menawarkan paket kemitraan dengan investasi senilai Rp 9,5 juta.Dengan menyetor investasi  tersebut, mitra akan memperoleh booth, deep fryer gas, peralatan masak lengkap, bahan baku awal, seragam karyawan, standar operasional dan cara pembuatan. Dalam sebulan, Nurhadi membuat proyeksi, gerai mitra bisa mengumpulkan omzet sekitar Rp 8 juta. Ini juga berdasarkan pengalaman di gerai milik pusat.Setelah dikurangi biaya beli bahan baku, sewa tempat, dan gaji satu karyawan, mitra diperkirakan masih bisa mengantongi laba bersih 30% dari omzet bulanan. Jika target itu tercapai, mitra bisa balik modal dalam waktu enam bulan.Nurhadi tidak memungut biaya royalti dari mitra. Namun, mitra wajib membeli tepung premix dan bumbu dari pusat. Ia mengklaim, kelebihan produk cemilan Zihlin adalah  keunikan konsepnya. "Untuk konsep makanan tepung crispy seperti ini kebanyakan dijadikan lauk, bukan cemilan. Pemainnya pun jarang yang berjualan dengan konsep booth," ujar Nurhadi.Selain itu, ia juga membuat sendiri seluruh bahan baku cemilan Zihlin, dan menciptakan cita rasa yang mendekati cemilan asli Taiwan tersebut. Tak hanya itu, dari sisi harga jual produk, Nurhadi mengklaim, produknya terbilang murah. "Kalau aslinya di sana bisa lebih dua kali lipat dari harga jual Zihlin," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini