Renyahnya Laba dari Bisnis Crepes



k2_15_dok_mycrepesJAKARTA. Bisnis makanan ringan seperti tak lekang dimakan zaman. Rasanya hampir saban hari ada saja varian baru yang muncul di bisnis ini. Pantas saja bila bisnis makanan tetap berjaya meski krisis global menggoyang seantero dunia. Selain alasan kebutuhan primer, bisnis makanan juga kerap kali lahir karena hobi si pemilik usaha. Ini juga yang terjadi pada Nurhadi,. Berawal dari hobi mengudap jajanan cepat saji martabak tipis atau biasa disebut crepes, kini lelaki berusia 41 tahun ini menjadi juragan kemitraan berlabel My Crepes. Suksesnya bermula pada awal 2005. Saat itu Nurhadi  memutuskan membuka usaha makanan cepat saji crepes. Dia yakin, prospek usaha ini cerah. “Peluangnya masih bagus, karena harganya sangat bersaing,” ujar Nurhadi. Dalam tempo singkat, Nurhadi segera membuka gerai crepes bikinannya di Semarang, daerah di mana dia tinggal. Ia meracik crepes bikinannya dengan aneka rasa cokelat, keju, pisang, daging, tuna, dan sayuran. Benar saja, respon masyarakat menggila. Gerai pertamanya tak pernah sepi pengunjung. Bahkan, modal usahanya bisa balik dalam waktu dua bulan. Sayang, Nurhadi enggan menyebutkan berapa modal awalnya membuka usaha ini. Melihat peluang pasar di bisnis ini masih menganga lebar, enam bulan setelah membuka gerai pertamanya, Nurhadi melebarkan sayap bisnisnya dalam bentuk kemitraan.  seperti kebanyakan pengusaha yang menawarkan kemitraanm, Nurhatio juga mengaku sebelumnya sudah menerima permintaan dari beberapa orang yang ingin membuka  cabang dari usahanya. Awalnya, ia menawarkan paket kemitraan My Crepes sebatas daerah Semarang. Ternyata peminatnya tinggi. Dalam tempo tiga bulan, dia berhasil menjaring lima orang mitra. Dia pun lantas memperluas tawaran kemitraannya ke luar Semarang. Hasilnya, kini My Crepes telah berbiak menjadi 35 gerai yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Cukup modal Rp 6 Juta Nurhadi menawarkan dua paket kemitraan. Pertama, Business Owner Kota/Kabupaten, disingkat BOK. Jika memilih paket ini, si mitra harus mengeluarkan dana ?Rp 15 juta. Imbalnnya, terwaralaba berhak memegang merek dan bisa merekrut calon terwaralaba (franchisee) di kota atau kabupaten tempat si mitra tinggal. Paket kedua, Business Owner Outlet alias BOO. Bila memilih jenis ini, mitra cukup membayar Rp 6 juta. Dengan uang segitu, mitra akan mendapat 50 produk perdana crepes sebagai modal awal, peralatan lengkap, pelatihan memasak, dan seragam pekerja. Bila gerainya sudah buka, si mitra wajib membeli bahan baku My Crepes berupa tepung seharga Rp 17.000 per kilogram, sekaligus kertas pembungkus dengan label My Crepes ke pusat. Soal pendapatan, Nurhadi bertutur, saat ini, setiap gerai My Crepes rata-rata bisa menjual 50 potong crepes dengan harga per porsi berkisar antara Rp 2.500 - Rp 10.000. Dalam sehari, omzet per gerai bisa mencapai Rp 300.000. Si mitra menikmati marjin sekitar 40% dari total omzet. Jika target itu tercapai, Nurhadi yakin, si mitra sudah bisa balik modal pada bulan ke-6 sampai bulan ke-8. Bahkan, Yoyo, mitra My Crepes di kota Surabaya, mengaku berhasil balik modal modal dalam waktu kurang dari enam bulan. "Omzet saya sehari minimal Rp 300.000," ujar Yoyo.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: