Reorganisasi dan Perbaikan Keuangan, Palm Co Berpotensi Kalahkan Korporasi Sawit Lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Palm Co, sub holding PTPN Group, berpotensi mengalahkan perusahaan sawit besar di Asia, seperti Sime Darby Plantation Malaysia dan Golden Agri-Resources Singapura. Juga perusahaan-perusahaan sawit besar di dalam negeri.   Menurut Head of Industry Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani, PalmCo memiliki modal utama bersaing dengan perusahaan-perusahaan sawit terbesar di Asia. Terutama eksisting lahan yang strategis dari sisi geografis.  “Potensi PTPN ini  besar, asetnya bagus. Kalau perkebunan ya asetnya tanah dan kebun,” kata Dendi, dalam keterangannya, akhir pekan lalu. 

Dari posisi awal aset PalmCo sudah bagus. Kemudian perbaikan manajemen dan balance sheet (neraca keuangan) sudah mulai dilakukan melalui transformasi perusahaan.

Antara lain, reorganisasi PTPN Group dari banyak perusahaan yang memiliki jenis bisnis sama digabung membentuk sub holding. Dia membandingkan kebijakan di PTPN dan PT Semen Indonesia yang juga menggabungkan tiga perusaahan semen 


“Memang arahnya  seperti di semen. Mereka buat dari beberapa perusahaan, Ada skala ekonomis, semua bergerak dibidang yang sama. Itu yang sebetulnya nanti arahnya ke sana,” ujarnya.

Baca Juga: Sejumlah Emiten CPO Catatkan Penurunan Kinerja pada Semester I 2023    Untuk aset eksisting dan tanaman tua, tinggal replanting atau peremejaan tanaman, sehingga produktivitas meningkat. Kemudian, perbaikan balance sheet, termasuk melanjutkan restrukturisasi utang dari laporan keuangan tahun 2020 yang sedang berjalan. Yang penting juga perbaikan manajemen, pengelolaan kalau teknis pemeliharaan dan perawatan. Sehingga produktivitasnya meningkat,” paparnya.    Jika neraca keuangan telah baik, investasi akan masuk. Bahkan, jika diperlukan penarikan utang baru, masih akan tetap diminati investor karena pinjaman dipastikan digunakan membiayai kegiatan produktif. 

PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit. Termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng.

Selain letaknya strategis, lahan PalmCo juga sudah mengalahkan dua perusahaan sawit terbesar di Asia itu. Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV untuk membentuk sub holding Palm Co. Sehingga luas lahan konsolidasi sekitar 600.000 hingga 700.000 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian