Replanting Sawit Rendah, Gapki: Rp 30 Juta Per Hektare Untuk Petani Sangat Kurang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian program replanting atau peremajaan sawit rakyat (PSR) masih rendah, bahkan tidak pernah melampaui target luasan 180.000 hektare per tahun. 

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan, salah satu kendala program PSR adalah terkait biaya pelaksanaan program. 

Eddy bilang, bantuan pembiayaan sebesar Rp 30 juta per hektare untuk petani masih jauh dari cukup. Untuk itu, ia mengusulkan agar hal ini bisa dievaluasi agar petani mau mengikuti program PSR. 


"Urusan biaya, Rp 30 juta per hektare ini sangat tidak mencukupi untuk petani maka ini harus ditingkatkan," kata Edy dalam Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Jumat (3/10). 

Baca Juga: Dorong Pengusaha Masuk Bursa CPO, Gapki Usulkan Kelonggaran DHE

Selain itu, menurutnya perlu ada jaminan hidup dalam bentuk bantuan fiskal atau lain tatkala petani melakukan replanting

Eddy mengatakan banyak petani yang menunda replanting karena sawit menjadi satu-satunya sumber mata pencaharian mereka. Sehingga ketika sawitnya ditebang, petani akan kehilangan sumber utama mereka mencari makan. 

"Ini harus diatasi diberikan jatah hidup selama sawitnya belum menghasilkan," ungkap Eddy. 

Baca Juga: Pemutihan Lahan Sawit Masih Menuai Polemik

Percepatan program PSR ini dirasa perlu, sebab dalam beberapa tahun terakhir produksi sawit dalam negeri telah stagnan bahkan diprediksi akan mengalami penurunan. 

Pada tahun 2025, diperkirakan produksi Crude Palm Oil (CPO) hanya akan mencapai sekitar 44 juta metrik ton. Untuk itu, program ini perlu dilakukan dalam menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit. 

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit Rakyat (BPDPKS) Eddy Abdurrachman melaporkan realisasi peremajaan sawit rakyat sejak tahun 2016-2023 ini baru mencapai 306.000 hektaree. 

Padahal, PSR memiliki target luasan 180.000 hektare setiap tahunya di 21 provinsi sentral penghasil kelapa sawit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati