KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek komoditas logam mulia termasuk emas diramal cerah di tahun 2023. Kekhawatiran atas resesi global akan menyetir harga jenis komoditas satu ini. Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Laksono mencermati harga emas sepanjang tahun 2022 telah tertekan kuatnya tren dolar Amerika Serikat (AS), sejak The Fed menaikkan suku bunga. Namun, prospek harga emas mulai menarik saat Bank Sentral AS mengurangi sikap Hawkish. Harga emas baru mengalami rebound atau berbalik menguat setelah ancaman inflasi mereda dan The Fed menegaskan wacana untuk mengurangi agresivitas dengan menaikkan tingkat suku bunga hanya sebesar 50 basis poin (bps).
Mengutip Tradingeconomics, per 30 Desember 2022, harga emas di pasar spot turun 0,26% secara tahunan ke level US$ 1.823,68 per troi ons. Dalam sebulan, harga emas spot naik 1,15%. Secara teknikal, Wahyu menilai, kenaikan harga emas pada November dan Desember adalah sinyal bullish yang bisa berlanjut hingga 2023. "Ancaman resesi 2023 dan peluang pelonggaran moneter The Fed bisa memicu kenaikan harga komoditas emas," imbuhnya saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (31/12).
Baca Juga: Harga Emas Turun Dua Tahun Berturut-turut Akibat Kenaikan Suku Bunga Analis DCFX Futures Lukman Leong juga memprediksi logam mulia seperti emas bakal berkilau di tahun ini. Ketika ekonomi dalam resesi, investor cenderung beralih ke asset safe haven atau aset lindung nilai seperti emas. Terlebih jika China sebagai konsumen terbesar emas dunia perekonomiannya bisa segera pulih, maka hal tersebut akan mendorong permintaan dan harga emas. Lukman tak memungkiri bahwa tentunya kinerja ekonomi global dan ekspektasi suku bunga Federal Reserve masih akan membayangi. Tetapi, kondisi suramnya ekonomi juga menjadi peluang emas bisa kembali dilirik sebagai aset safe haven. "Emas memiliki kesempatan bersinar ketika ketidakpastian dan kekuatiran resesi," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Sabtu (31/12).
Perak
Harga perak juga diprediksi bakal bertumbuh di tahun 2023. Perak bakal melanjutkan kinerja positif di sepanjang tahun 2022. Wahyu bilang, perak pada dasarnya sama seperti emas yang berfungsi sebagai tempat perlindungan aman saat ketidakpastian ekonomi. Harganya yang lebih rendah dibandingkan emas turut menambahkan kesan bahwa perak cocok untuk alternatif investasi. Hanya saja, perak dianggap lebih dibutuhkan sebagai komoditas logam industri ketimbang instrumen investasi. Diperkirakan sekitar 60% perak digunakan dalam aplikasi industri, hanya menyisakan 40% untuk investasi. Dari 60% yang digunakan untuk aplikasi industri, hampir 80% berakhir di tempat pembuangan sampah. Menurut Wahyu, kebutuhan industri dan minimnya tambang perak membuat perak menarik saat suplai terganggu. Perak rentan terhadap gangguan pasokan karena hanya ada sedikit tambang perak murni. Perak asli yang ditemukan sendiri di kerak bumi relatif jarang. Lebih umum, perak ditambang bersama emas, atau sebagai produk sampingan dari bijih seng-timbal. Sementara, sebagian besar emas yang ditambang bisa dicetak sebagai perhiasan, atau dilebur menjadi emas batangan dan disimpan untuk tujuan investasi, hal yang sama tidak berlaku untuk perak. Di sisi lain, perak mendapatkan manfaat dari meningkatnya elektrifikasi kendaraan yang mulai beralih ke ekonomi hijau. Peralihan ke electric vehicle (EV) telah mendorong investasi untuk permintaan kabel berlapis perak atau paduan perak, yang menyediakan transmisi data besar berfrekuensi tinggi. Dengan demikian, perak punya prospek bagus di tahun 2023. Sebab, secara fundamental pasokan perak defisit dan seharusnya memicu harga naik seiring kebutuhannya yang meningkat.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 6.000 ke Rp 1.026.000 Per Gram, Sabtu (31/12) Platinum
Sejalan dengan emas dan perak, harga platinum dinilai memiliki prospek cerah. Kekhawatiran pasar terhadap pasokan platinum dari Rusia bakal mengerek harga platinum lebih tinggi. Wahyu berujar, harga platinum berpotensi masih akan bersinar pada tahun 2023 karena inflasi, defisit permintaan-penawaran yang berkembang, dan kekhawatiran atas pasokan dari Rusia. Selain itu, likuiditas yang rendah dapat memicu reli yang telah lama tertunda. Kemungkinan harga platinum dapat mengejar harga emas. Pasalnya, lanjut Wahyu, platinum diprediksi alami defisit pada tahun 2023 dengan permintaan tumbuh sebesar 19% sementara pasokan meningkat hanya sebesar 2%. Terlepas dari gejolak ekonomi internasional atau potensi resesi, permintaan industri untuk platinum akan naik 10% dibandingkan tahun 2022. Hal itu karena permintaan platinum di industri otomotif diyakini akan terus tumbuh tahun depan. Permintaan platinum berbasis perhiasan juga diperkirakan akan tetap konstan sepanjang tahun 2023. Adapun pada tahun 2022, harga platinum naik lebih dari 13% dari tahun sebelumnya. Pencapaian ini melampaui logam mulia lainnya termasuk emas, perak, dan paladium.
Paladium
Sayangnya, nasib berbeda akan dirasakan oleh paladium. Konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina memicu hambatan suplai jenis logam mulia ini. Wahyu berpandangan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina telah merusak pasokan paladium, khususnya Rusia sebagai pemasok paladium terbesar di dunia. Perang tersebut bukannya mengerek harga naik, malah memicu koreksi harga paladium. Imbas dari perang Rusia Ukraina telah menciptakan tantangan rantai pasokan untuk industri otomotif yang mengakibatkan produsen mobil menghentikan produksinya karena kekurangan rangkaian kabel. "Setiap downtime pabrik semikonduktor yang tidak terjadwal, atau keterlambatan dalam membawa kapasitas pengecoran baru yang direncanakan, akan menciptakan risiko penurunan baru untuk produksi mobil dan truk," jelas Wahyu.
Baca Juga: Harga Emas Spot Perpanjangan Penguatan ke Level US$1.817,30 Masalah besar lainnya bagi paladium adalah China yang masih berkutat dengan kebijakan zero Covid-19. Tindakan penguncian ketat itu akan berdampak pada penutupan sementara beberapa pabrik perakitan kendaraan. Nah, kekhawatiran penurunan permintaan dari China telah menjadi faktor utama dalam penurunan harga paladium dalam beberapa bulan terakhir. Jika tindakan penguncian diperketat dan menyebar ke seluruh negeri China, maka akan ada tekanan lebih lanjut pada paladium. Wahyu memperkirakan harga emas bakal bergerak pada rentang US$ 1.660 - US$ 2.000 per ons troi di tahun 2023. Harga perak diprediksi berkisar US$ 17 - US$ 37. Dengan bergerak pada area konsolidasi US$ 20 - US$ 24.
Sementara untuk harga platinum dan paladium, masing-masing diprediksi bakal berkisar US$ 796 - US$ 1.280 dan US$ 1.200 - US$ 3.000. Kalau Lukman menilai harga komoditas logam mulia untuk emas dan perak bakal berkisar US$ 1.900 dan US$ 30 di tahun 2023. Sedangkan untuk rata-rata harga platinum dan paladium diproyeksikan bakal berkisar US$ 1.150 dan US$ 1.500.
Baca Juga: Peringatan Terakhir Robert Kiyoshi, Koleksi Investasi Ini Sebelum Krisis Tiba Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat